Diskusi Panel Tantangan dan Potensi Ekonomi Babel 2025, Imam Haryanto: Kontribusi untuk Pembangunan

Diskusi panel Tantangan dan Potensi Ekonomi Babel 2025, yang digelar Imam Haryanto Insight di Graha Timah, Pangkalpinang, Selasa (24/12/2024).

PANGKALPINANG, LASPELA – Diskusi Panel yang digelar Imam Haryanto, salah satu chanel Youtube bertujuan memberikan sumbangan atau kontribusi bagi Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang baru sebagai salah satu ide pikiran dan landasan dalam mengemban amanah lima tahun ke depan.

Namun sayangnya, diskusi panel yang digelar di Gedung Graha PT Timah Tbk, Pangkalpinang, Selasa (24/12/2024) ini tidak dihadiri Gubernur Babel terpilih, Hidayat Arsani.

“Rencananya tadi Gubernur Babel terpilih Pak Hidayat Arsani mau datang tapi karena kondisi beliau saat ini lagi sakit. Tapi intinya ide-ide ini kita akan sampaikan pada Gubernur terpilih, ketika sudah ditetapkan nantinya,” ujar Imam kepada awak media.

Dia menyampaikan, diskusi panel yang mengusung tema “Tantangan dan Potensi Ekonomi Bangka Belitung (Babel) 2025” pada periode akhir tahun ini agar bisa berbuat sesuatu pada masyarakat.

“Maka dari itu kita mengundang para praktisi dan juga pemikir-pemikir di Bangka Belitung. Kita memberikan kontribusi kepada Gubernur Babel yang baru apakah bisa memberikan sesuatu kepada masyarakat, selama masa kampanye visi misi yang disampaikan sesuai atau tidak dengan harapan para pemikir, pelaksana, stakeholder di Babel ini,” ujarnya.

Menurutnya, hal itu merupakan salah satu bagian dari usaha untuk membangkitkan perekonomian Bangka Belitung yang saat ini tengah terpuruk akibat persoalan tata niaga timah pada tahun 2024.

“Sebagai orang di bidang Hukum, sebenarnya saya membicarakan bagaimana agar bisa menjembatani, memfasilitasi masyarakat agar tercapai. Seperti royalti yang 3 persen dari bagi hasil timah di Pemda tersebut, karena Undang-Undang nya tidak dirubah, jadi kalau menyalahkan PT Timah itu salah, teriaklah ke Presiden, teriaklah ke Kementerian Keuangan, teriaklah ke Kementerian ESDM agar alokasinya lebih besar, saya berharap royalti ini 15 persen,” ujarnya.

Untuk itu, dirinya mengajak agar semua pihak mulai dari pemerintah, PT Timah maupun pihak swasta berkontribusi dan berjuang bersama-sama agar alokasi royalti kepada pemda lebih besar yang selama ini hanya 3 persen, karena
bisa satu tujuan untuk meningkatkan Dana Bagi Hasil (DBH) pertambangan bagi pemerintah daerah.

“Kita berharap pemerintah maupun PT Timah tahun depan berjuang bersama-sama, agar alokasi pada Pemda itu bisa meningkat. Minimal harus (DBH) 10 persen lah,” ungkap Imam.

Dia menyebutkan, adapun langkah yang ambil yakni melakukan kembali peraturan perundang-undangan agar semoa tata kelola pertimahan ini lebih rapi lagi.

“Belajar dari kasus korupsi tata niaga PT Timah saat ini, saya yakin tidak ada investor yang berani berinvestasi di sini (Babel-red), maka itu saya akan konsen tentang peraturan perundang-undangan ini, kita lihat kita bedah, agar perekonomian masyarakat Babel bangkit kembali,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi Bangka Belitung Feri Insani selaku perwakilan Pemerintah Provinsi memberikan apresiasi diskusi panel tantangan dan potensi ekonomi Kepulauan Babel 2025 yang menghadirkan Bappenas, pemerintah daerah, akademisi, pakar dan perusahaan, karena dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

“Ini baru benar, karena hasil dari kegiatan ini tentunya akan memberikan masukan kepada pengambil keputusan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah ini,” jelasnya.

Dalam Diskusi panel yang dipandu Imam Haryanto sebagai moderator itu menghadirkan Perencana Ahli Madya (Koordinator Sumatera II) Kementerian PPN/BAPPENAS Fidelia Silvana, Direktur Operasi dan Produksi PT TIMAH Tbk Nur Adi Kuncoro, Feri Insani Kepala Bappeda Provinsi Bangka Belitung, Devi Valeriani Dekan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Bangka Belitung, Profesor Bustami Rahman dan Rektor Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung Fadillah Sabri. (chu)