banner 728x90

Kunjungi DKPPKB Basel, Kepala BKKBN Babel Pantau Pencapaian Program Bangga Kencana 

Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Irzal saat melakukan kunjungan kerja ke Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, Jumat (20/12/2024)
banner 468x60
FacebookTwitterWhatsAppLine

 

TOBOALI, LASPELA – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, Jumat (20/12/2024)

banner 325x300

Dalam kunker tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Irzal didamping Ketua Tim Kerja Pengendalian Penduduk BKKBN Babel, Zulwardi Batubara, yang diterima langsung Kabid P4 (Pengendalian penduduk penyuluhan dan penggerakan) DKPPKB Kabupaten Bangka Selatan, Eni Yunita Sari serta Megawati Kabid Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga DKPPKB Bangka Selatan.

Dalam kesempatan ini, Irzal mengatakan tujuan dirinya ke DKPPKB ini mengingatkan Tahun 2024 merupakan tahun akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), salah satunya yakni program Bangga Kencana merupakan program dari  BKKBN yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat di Indonesia.

“Dalam program Bangga Kencana ini salah satu indikator yakni melihat tercapainya pencapaian penggunaan kontrasepsi modern atau modern contraceptive prevalence rate (mCPR) ini, karena ini harus tercapai sesuai dengan target di Pusat yakni 74,63 persen, dan kita akan melihat pencapaian datanya di akhir Desember nanti untuk setiap kabupaten/kota,” kata Irzal kepada media ini.

Selain itu, pihaknya juga mempertanyakan untuk unmet need atau kebutuhan ber-KB yang belum terlayani sudah berapa persen yang tercapai untuk di Kabupaten Bangka Selatan ini.

“Karena target kita di tahun 2024 yakni 8,53 persen dari pasangan usia subur kita sebanyak 284 ribu. Dan Alhamdulillah kita sudah mencapai target yakni 5,23 persen, maka itu dengan tercapainya target ini kualitas harus kita pertahankan supaya pasangan usia subur yang sudah menggunakan obat dan alat kontrasepsi tidak putus pakai,” ujar Irzal.

Meski sudah mencapai unmet need atau kebutuhan ber-KB, pihaknya tetap memberikan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat agar tetap menggunakan alat kontrasepsi agar tidak putus pakai.

“Kita tidak berpuas diri, justru ini menjadi tantangan bagi kita karena mempertahankan pencapaian target ini butuh kerja sama semua pihak termasuk masyarakat, untuk itu melalui tugas lapangan dan kader-kader kita terus memberikan edukasi dan komunikasi serta pembinaan, sehingga masyarakat tidak putus pakai pengguna alat kontrasepsi ini,” jelasnya.

Menurutnya, dengan program KB semua pasangan usia subur bisa dikawal dengan baik, dari mulai kehamilan sampai kelahiran.

“Dengan demikian, pola asuh anak dapat diprioritaskan sehingga menekan angka stunting. Percepatan penurunan stunting juga bisa dikejar melalui penggunaan kontrasepsi, mengingat masih banyak ibu yang setelah melahirkan tidak memakai kontrasepsi, sehingga terjadi kehamilan dalam jarak dekat,” tuturnya.

Selain itu, Pemerintah juga menargetkan kedepan penurunan angka stunting sebesar-besarnya. Penurunan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 di angka 20,6 persen dan ini ada kenaikan di 2,1 persen dari angka 18,5 persen untuk SGI di tahun 2022.

“Karena target RPJMN harus mencapai di angka 14 persen, kita berharap di tahun 2024 ini ada penurunan karena pada tahun 2023 SKI kita di angka 20,6 persen,” tutupnya. (chu)

banner 325x300
banner 728x90
Exit mobile version