Cara Ber-KB Dianggap Belum Paham, DKPPKB Bangka Selatan Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ke Masyarakat

Kabid Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga DKPPKB Bangka Selatan Megawati di Bangka Selatan, Jumat (20/12/2024)

TOBOALI, LASPELA -Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan menerima kunjungan kerja Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Jumat (20/12/2024).

Kabid Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga DKPPKB Bangka Selatan, Megawati mengucapkan terima kasih atas kunjungan Kepala BKKBN Babel beserta rombongan ke DKPPKB Kabupaten Bangka Selatan.

“Selamat datang dan terima kasih kami ucapkan atas kunjungannya, semoga dengan arahan yang telah disampaikan Kepala BKKBN Babel nanti stunting di Kabupaten Bangka Selatan dapat teratasi,” ucapnya.

Dia menyampaikan, kehadiran Kepala BKKBN Babel ini tentunya memberi motivasi bagi Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan dan segenap komponennya dalam menjalankan program-program pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana melalui Pencegahan Stunting termasuk unmet need atau kebutuhan ber-KB.

“Untuk kesadaran masyarakat di Bangka Selatan dalam ber-KB sangat tinggi, namun pilihan cara ber-KB masih perlu kita lakukan sosialisasi dan edukasi, yakni melalui metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) karena kontrasepsi jangka panjang merupakan metode kontrasepsi dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode kontrasepsi yang lain. Diharapkan mampu berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat di daerah itu,” ungkapnya.

Disampaikan Mega, pihaknya telah memberikan dukungan maksimal dalam meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam ber-KB melalui metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

“Pelayanan yang diberikan mulai dari IUD, implan, suntik, pil dan kondom. Semua target sudah mulai tercapai pada pertengahan tahun ini,” jelasnya.

Menurutnya, dengan program KB semua pasangan usia subur bisa dikawal dengan baik, dari mulai kehamilan sampai kelahiran.

Dengan demikian, pola asuh anak dapat diprioritaskan sehingga menekan angka stunting. Percepatan penurunan stunting juga bisa dikejar melalui penggunaan kontrasepsi, mengingat masih banyak ibu yang setelah melahirkan tidak memakai kontrasepsi, sehingga terjadi kehamilan dalam jarak dekat.

“Target kita untuk penurunan stunting di Kabupaten Bangka Selatan di tahun 2024 mencapai di angka 18 persen. Apalagi di tahun 2022 SGI 23 persen dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 di angka 20,7 turun 2,3 persen,” tutupnya. (chu)