Bambang Patijaya Tegaskan Komisi XII DPR RI Belum Berikan Persetujuan soal Pembangunan Reaktor Nuklir di Pulau Kelasa

Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya (foto: dok. Golkar)

JAKARTA-LASPELA- Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya menegaskan hingga saat ini pihaknya belum pernah memberikan persetujuan atas pembangunan reaktor nuklir di Pulau Kelasa, Kabupaten Bangka Tengah.

Menurutnya, rencana pembangunan reaktot nuklir tersebut akan di bahas terlebih dahulu di pusat.

“Memang dalam RPP Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang sedang disusun dan dalam proses harmonisasi antara Pemerintah dengan Komisi XII sudah disepakati energi Nuklir sebagai salah satu bagian dari Energi Baru Terbarukan (EBT) yang akan dikembangkan oleh Indonesia,” jelas Bambang Patijaya, Minggu (15/12/2024).

Tokoh politik nasional yang akrab disapa Bpj ini menjelaskan, berkaitan dengan regulasi pengembangan untuk energi nuklir kedepannya akan diatur dalam RUU EBT yang sedang digodok di Komisi XII yang merupakan RUU carry over dari Komisi VII periode 2019-2024.

“Jadi terlalu prematur jika ada claim dari pihak tertentu bahwa reaktor nuklir akan segera di bangun di pulau Kelasa. Karena banyak hal yang harus dipenuhi dan di selesaikan terlebih dahulu dari sisi regulasi.
Komisi XII DPR RI mendukung rencana Pemerintah Indonesia agar dalam bauran energi bersih, ditahun 2030 nuklir sudah dapat memberikan kontribusi dalam bauran energi nasional Indonesia,” tegasnya.

Sebelumnya, seperti dilansir dari kompas.com, Direktur PT Thorcon Indonesia, Bob S Effendi mengungkapkan reaktor nuklir untuk pembangkit listrik pertama di Indonesia bakal ditempatkan di Pulau Kelasa, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.

Prototipe reaktornya akan dibawa dari Korea Selatan pada 2028 melewati jalur laut.

“Persiapan yang dilakukan telah mengerucut dengan lokasi Pulau Kelasa. Saat ini perda tata ruangnya telah berada di kementerian dan menunggu pengesahan,” kata Direktur PT Thorcon Indonesia, Bob S Effendi seusai rapat koordinasi di gubernuran Babel, Kamis (12/12/2024).

Bob menjelaskan, Bangka Belitung akan mencetak sejarah sebagai provinsi nuklir dengan pengadaan pembangkit pertama di Indonesia.

Peluang Bangka Belitung sebagai tuan rumah Energi Baru Terbarukan (EBT) itu sangat besar karena sudah didukung investor.

“Kalau di Indonesia pilihannya ada dua, yakni Kalimantan Barat dan Bangka Belitung, kami melihat prospeknya lebih dahulu di Bangka Belitung karena Thorcon Indonesia sudah ada sebagai investor,” ujar Bob.

Bahan baku nuklir nantinya berasal dari logam tanah jarang berupa thorium yang merupakan mineral ikutan timah.

Hasil timah yang melimpah di Bangka Belitung menjadi pertimbangan untuk dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Thorium yang satu-satunya di Indonesia sekaligus percontohan bagi dunia.

Total investasi yang dipersiapkan mencapai Rp 17 triliun yang mencakup survei, penelitian, alih teknologi hingga infrastruktur.(*/ril)