Hanya 63,5 Persen, Anggota DPRD Babar Soroti Rendahnya Angka Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024

Anggota DPRD Kabupaten Bangka Barat, Deddi Wijaya.

MENTOK, LASPELA — Angka partisipasi pemilih di Kabupaten Bangka Barat (Babar), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), sangat rendah pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.

Dimana, berdasarkan data Real Count partai politik peserta Pilkada, partisipasi pemilih  hanya pada angka 63,5 persen, dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 151.037 pemilih.

Angka tersebut menurun drastis bila dibandingkan dengan pemilu pada bulan februari 2024, pada pemilu serentak itu angka partisipasi mencapai 85,18 persen.

Penurunan ini menuai komentar dan kritik dari anggota DPRD Kabupaten Bangka Barat, yang menyoroti peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam mengedukasi dan mensosialisasikan Pilkada kepada masyarakat.

Anggota DPRD Bangka Barat, Deddi Wijaya menyebutkan rendahnya partisipasi masyarakat disebabkan oleh rendahnya sosialisasi dari KPU.

“Seharusnya ini menjadi persoalan daerah yang harus dipikirkan oleh pihak KPU Bangka Barat,” katanya, Senin (2/12/2024).

Deddi juga menyorot beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap rendahnya partisipasi, termasuk pengurangan jumlah TPS dari 560 menjadi 341, yang membuat jarak tempuh dari rumah ke TPS semakin jauh.

“Ditambah lagi dengan kondisi cuaca tidak memungkinkan, seperti hujan, otomatis masyarakat akan malas untuk pergi menuju ke TPS,” ujarnya.

Lebih lanjut, politisi Partai Golkar ini juga menyatakan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap proses Pilkada dan calon pemimpin yang diusung parti politik tersebut.

“Masyarakan menganggap calon yang terpilih sama saja dengan yang sebelumnya. Ini yang perlu ditingkatkan KPU untuk membangkitkan rasa percaya dari masyarakat kepada pemimpin yang akan dipilihnya,” ucapnya.

Selain itu, Deddi mengkritik distribusi surat undangan untuk mencoblos yang dinilai terlambat.

“Saya saja menerimanya satu hari sebelum (pencoblosan) jadi kita baru tahu nyoblos di TPS berapa dan dimana, karena ini berubah dari sebelumnya. Andaikan undangan diberikan satu minggu sebelumnya, kita punya waktu untuk mengetahui lokasi TPS,” ungkapnya.

Deddi berharap persoalan ini menjadi bahan evaluasi bagi KPU Bangka Barat agar tingkat partisipasi masyarakat pada pesta demokrasi dapat meningkat.(oka)