19.524 Pengunjung Datangi Museum Timah Indonesia, Didominasi Pelajar dan Keluarga

SD Depati Amir saat mengunjungi Museum Timah Indonesia, 26 September lalu.

PANGKALPINANG, LASPELA – Hingga bulan Oktober 2024, pengunjung Museum Timah telah mencapai 19.524 pengunjung yang didominasi oleh pelajar dan keluarga.

Melihat jumlah pengunjung ini, menandakan jika Museum Timah adalah salah satu tempat wisata edukasi yang nge-trend bagi masyarakat.

Kepala Museum Timah Taufik menuturkan jika dari 19.524 pengunjung sebanyak 12.835 pengunjung adalah dari pelajar dan keluarga, selain itu pengunjung juga dari wisatawan lokal, wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.

“Sebanyak 3.002 wisatawan lokal turut berkunjung, diikuti oleh 2.510 wisatawan nusantara (wisnu) dan 126 wisatawan mancanegara (wisman),” katanya, Selasa (19/11/2024).

Taufik juga mengatakan, jika bulan Mei tercatat sebagai bulan dengan kunjungan terbanyak ke Museum Timah dengan jumlah kunjungan 3.926 pengunjung, disusul dengan bulan Januari dan Februari yang rata-rata kunjungan tercatat sebanyak 2.500 pengunjung.

“Tentu kami terus meningkatkan pelayanan agar para pengunjung mempunyai pengalaman yang menarik di Museum Timah, sehingga pengunjung tersebut dapat bercerita dengan teman, dengan masyarakat sehingga banyak orang tertarik untuk berwisata ke Museum,” tuturnya.

Tidak hanya itu, sekarang Museum Timah Indonesia juga mempunyai teknologi Virtual Reality (VR) yang dapat dinikmati para pengunjung menelusuri kapal keruk timah secara interaktif.

Museum Timah Indonesia juga mempunyai 514 koleksi yang dipamerkan.

“Dimulai dari peralatan tambang, balok timah, prasasti Kota Kapur, replika kapal keruk, hingga stempel balok produksi Hoofd Bureau-Banka Tin Winning (BTW),” tuturnya.

Tidak hanya itu, beberapa upaya juga dilakukan Museum Timah agar anak-anak yang telah mengunjungi Museum Timah agar ingin kembali lagi berkunjung.

“Kita siapkan tempat bermain sambil mengedukasi juga, yang telah kita lakukan sejak 2019, jadi anak-anak akan kembali lagi, jadi yang awalnya datang bersama guru dia bisa mengajak orang tua atau keluarganya,” katanya. (dnd)