JAKARTA, LASPELA- Anggota DPR RI Dapil Bangka Belitung, Bambang Patijaya mencetak sejarah baru.
Salah satu putra terbaik dari Provinsi kepulauan Bangka Belitung ini terpilih sebagai ketua Komisi XII DPR RI pada Senin (4/11/2024).
Komisi XII sendiri menaungi bidang energi dan sumber daya mineral (ESDM), lingkungan hidup, dan investasi.
Adapun mitra kerjanya, meliputi Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal, serta Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
Komisi XII DPR juga bermitra dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dewan Energi Nasional (DEN), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), hingga Badan Informasi Geospasial (BIG).
Bambang Patijaya menyampaikan rasa syukurnya atas amanah yang kini diembannya di DPR RI.
Dia pun berjanji akan menjaga dengan baik amanah yang telah dipercayakan kepadanya.
“Tentunya ini penugasan dari partai untuk dilaksanakan sebaik-baiknya,” ujar politisi Bangka Belitung dari Partai Golkar, ini.
Anggota DPR RI dua periode itu pun menyatakan kesigapannya untuk senantiasa bekerja keras dan siap bekerja sama dengan seluruh stake holder yang berkaitan dengan ruang lingkup Komisi XII.
Apalagi, berhubungan langsung dengan keselarasan dalam mengawal kebijakan Presiden Prabowo Subianto.
“Tentunya kita akan mengawal kebijakan energi dan program hilirisasi dari Bapak Prabowo,” ujar pria yang akrab disapa BPJ tersebut.
Dalam beberapa forum, tokoh politik nasional asal Bangka Belitung ini mengungkapkan hilirisasi bisa menjadi daya ungkit Indonesia untuk terlepas dari middle income trap atau keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.
Ekonomi Indonesia bisa bertumbuh 8 persen dari hilirisasi, asalkan beberapa persyaratan bisa dipatuhi dan dipenuhi.
Bambang Patijaya, tak mau program hilirisasi hanya sekadar hilirisasi yang berhenti di tahapan pertama saja.
“Kita ingin menjadi negara maju. Kita perlu mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen untuk keluar dari zona middle income trap. Jadi, daya ungkit di dalam menuju itu salah satunya kita lakukan hilirisasi. Ini memberikan berkali lipat manfaat ekonomi,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Manfaat sepenuhnya dari hilirisasi itu bisa terjadi, menurut BPJ kalau diikuti oleh investasi lanjutan.
“Tidak boleh lagi terjadi hanya ekspor komoditas saja. Indonesia harus ekspor produk jadi atau setengah jadi. Industri manufaktur harus bertumbuh,” ujarnya. (*)