Penderita HIV di Basel Tahun 2024 Meningkat, Akibat Praktik Seks Bebas LGBT

foto ilustrasi (net)

TOBOALI, LASPELA – Angka penderita Human Immunodeficiency Virus alias HIV di Bangka Selatan, terus bertambah pada tahun 2024 ini. Tercatat selama sepuluh bulan terakhir beberapa kasus HIV baru mulai terdata. Mirisnya temuan kasus baru tersebut lantaran praktik seks bebas yang dilakukan oleh kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT), utamanya kategori laki-laki sama laki-laki (LSL).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Bangka Selatan, Slamet Wahidin mengatakan selama periode Januari sampai akhir Oktober 2024 tercatat sembilan temuan kasus baru HIV.

Kasus baru tersebut rata-rata dialami kaum laki-laki, sedangkan sisanya diderita oleh kaum perempuan. Diprediksi jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan skrining HIV yang dilakukan.

“Kita mencatat terdapat sembilan kasus HIV baru selama periode Januari sampai Oktober 2024,” kata Slamet, Kamis (31/10/2024).

Slamet menjelaskan sembilan kasus baru terdata mayoritas diidap oleh kalangan usia produktif, mulai dari 20 sampai 40 tahun ke atas. Sayangnya dari jumlah kasus HIV baru yang tercatat, lima kasus di antaranya diderita oleh populasi LGBT khususnya LSL. Sementara empat kasus lainnya merupakan populasi umum dan wanita pekerja seks (WPS).

Adanya kasus HIV kategori LSL lantaran pihaknya telah intens melakukan intervensi terhadap kaum LGBT. Pasalnya LGBT menjadi penyumbang kasus paling banyak dan membuat kekhawatiran di tengah masyarakat.

Praktik seks yang tidak aman dapat meningkatkan potensi seseorang terpapar HIV, terlebih dengan bergonta-ganti pasangan.

“Rata-rata kasus HIV baru usia produktif. Kelompok populasi yang sangat berisiko itu WPS dan LGBT termasuk di dalamnya LSL,” jelas Slamet. (pra)