Kasus DBD di Kabupaten Bangka Alami Peningkatan, Total Tujuh Orang Meninggal Dunia

ilustrasii

SUNGAILIAT, LASPELA — Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangka mengalami peningkatan, dari 311 kasus menjadi 339 kasus.

Lonjakan kasus tersebut terbilang singkat atau hanya kurun waktu kurang dari dua bulan.

Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Boy Yandra mengatakan, ratusan kasus DBD tersebut tersebar di sejumlah wilayah kerja puskesmas.

Dimana di Kecamatan Sungailiat sebanyak 133 orang, puskesmas di Kecamatan Merawang 81 orang, Riau Silip sebanyak 36 orang, Pemali 28 orang, Kecamatan Belinyu 25 orang, Puskesmas Bakam 18 orang dan Mendo Barat sebanyak 12 orang.

“Kasus itu sejak Januari sampai akhir September 2024. Dari 339 kasus DBD yang tercatat, sebanyak tujuh orang pasien DBD dinyatakan meninggal dunia,” kata Boy Yandra, Jumat (11/10/2024).

Boy Yandra yang juga Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kabupaten Bangka itu mengatakan, gerakan pencegahan merupakan langkah yang efektif dengan cara melibatkan peran ketua RT untuk mendorong masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Selain itu, kata Boy, gerakan tersebut juga harus dilakukan terpadu dan berkelanjutan mulai dari masyarakat, organisasi kemasyarakat, TNI dan Polri sampai dengan peran siswa.

“Peran siswa di sekolah sebagai juru pantau jentik di rumah masing – masing, kemudian memberikan laporan kepada guru di sekolah. Saya optimis dengan gerakan PSN yang maksimal, kasus DBD dapat ditekan seminimal mungkin,” ujarnya.

Boy Yandra menjelaskan, jika di suatu lingkungan masyarakat didapati kasus DBD, tindakan pertama adalah melakukan PSN, kemudian pengasapan atau fogging dan pemberian abate.

“Serbuk abate didapatkan dari puskemas dan diberikan kepada masyarakat secara gratis,” tegasnya. (mah)