Musda IKAL Lemhannas Babel, Bambang Patijaya Beberkan Permasalahan Ekonomi yang Dialami Babel saat Ini

Musda IKAL Lemhannas, Jumat (27/9/2024).

PANGKALPINANG, LASPELA – Ikatan Keluarga Alumni (IKAL) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Provinsi Kepualaun Bangka Belitung menggelar Musyawatah Daerah (Musda)  di Ballroom Santika Hotel, Jumat (27/9/2024).

Ketua IKAL Lemhannas Babel periode 2018-2023, Bambang Patijaya mengungkapkan permasalahan perekonomian di Babel pada tahun 2024 ini.

Bambang menuturkan jika peristiwa 271 T adalah alasan perekonomian Babel turun yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan II hanya tumbuh 1 persen.

“Dengan jumlah pertumbuhan 1 persen ini, ini adalah angka terendah pertumbuhan ekonomi se-Provinsi Sumatera,” kata Bambang pada sambutannya.

Kondisi ini sempat terjadi pada awal covid-19 lalu, dimana pada saat itu kondisis pertumbuhan ekonomi juga hanya tumbuh 1 persen.

Namun pada masa covid meskipun pertumbuhan ekonomi hanya 1 persen namun masyarakat masih memiliki tabungan.

“Malah pada masa itu yang tidak ada itu pedagang, nah pada hari ini pedagang sudah banyak dan pembelinya tidak ada karena masyarakat tidak Punya daya beli,” katanya.

Bambang menturkan, jika saat ini Babel sedang berada di jurang krisis meskipun pertumbuhan ekonomi belum minus.

Pada kesempatan itu, Bambang Patijaya juga membahas terkait dengan kondisi politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang sebentar lagi akan dihadapi.

“Tentu ini memerlukan atensi kita semua, dan karena Lemhannas sebagai institusi yang mencetak kader-kader untuk pemipin bangsa, saya pikir merupakan Lemhannas telah melakukan tugasnya dengan baik,” tuturnya.

Menurutnya sebagai para alumni, anggota Lemhannas harus mampu mengisi ruang-ruang dimensi kepemimpinan tersebut.

” Terlepas dari semua frekuensi yang ada yang penting kita berada pada frekuensi kebangsaan,” katanya.

Ia juga menuturkan jika Musda IKAL Lemhannas ini sebagai upaya untuk menghimpun semua potensi Alumnus Lemhannas itu menjadi satu wadah.

“Sehingga bisa memberikan masukan-masukan konsumtif sebagai mitra Pemerinta daerah. Tentu masih banyak yang harus dibenahi, namun yang penting ini sebagai wadah bertemu dan memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah, karena disini kita ada dari pengusaha ada dari cendekiawan, birokrat, politisi dan berbagai latar belakang,” katanya. (dnd).

Editor: Iwan Satriawan