KOBA, LASPELA- Aktivitas Tambang timah ilegal di Merbuk, Kenari, dan Pungguk eks PT Kobatin kian marak, menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat.
Tak hanya kebisingan yang sudah sangat mengganggu masyarakat, namun saat ini polusi udara yaitu bau busuk dan beracun dari asap mesin TI ponton-ponton ilegal tersebut turut menghantui kesehatan masyarakat.
Salah satu masyarakat Simpang Perlang, Ajon mengatakan bahwa masyarakat merasa terganggu dan terancam kesehatannya akibat aktivitas ratusan ponton yang beraktivitas di Merbuk Kenari dan Pungguk.
“Masyarakat sudah sangat terganggu dengan bisingnya suara mesin, kini bau asap mesinnya juga sudah tercium hingga di rumah warga, kami minta penegak hukum bertindak tegas ini masalah kesehatan kami, jangan cuma imbauan-imbauan terus,” katanya, Kamis (26/9/2024).
Ia mengatakan bahwa polusi udara yang terjadi akibat aktivitas tambang ilegal sangat berpengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.
“Jangan korbankan kesehatan masyarakat luas hanya untuk kepentingan penambang saja, nyari makan gak segitunya juga lah, saya tidak perduli penambang mau nyari kaya, cuma kami berhak hidup sehat,” singgungnya.
“Kalau tambangnya milik negara okelah, ini sudah jelas-jelas ilegal keuntungan negara tidak ada, masyarakat jadi penyakitan. Intinya penegak hukum berani tidak bertindak tegas,” katanya.
Seperti sudah jadi pengetahuan dasar bahwa asap sisa pembakaran mesin berbahan bakar minyak mengandung senyawa yang berbahaya bagi kesehatan, diantaranya karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), dan dioksida sulfur (SO2).
Dampak kesehatan dari polusi udara yang dihasilkan oleh mesin TI tersebut tentu sangat serius. Pemaparan jangka panjang terhadap polutan udara ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Selain itu, polusi udara dapat berkontribusi pada penyakit jantung, stroke, bahkan kanker paru-paru. Dampaknya juga dapat lebih parah pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan yang sudah lemah. (jon)