Dipilih Jadi Tempat Rayakan Upacara Perayaan HUT ke 267 Pangkalpinang, Sejarahwan Babel Ungkap Sejumlah Sejarah di Museum Timah 

Datuk Akhmad Elvian, Sejarahwan Bangka Belitung, Senin (2/9/2024)

PANGKALPINANG, LASPELA – Pemerintah Kota Pangkalpinang telah menetapkan Museum Timah menjadi tempat terselenggaranya upacara untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-267 Kota Pangkalpinang pada 17 September mendatang.

Salah satu yang menjadi alasan Museum Timah menjadi tempat terselenggaranya upacara ini karena gedung ini mempunyai nilai sejarah.

Dari mulai menjadi tempat tinggal karyawan perusahaan Banka Tin Winning (BTW) hingga Gedung ini juga menjadi saksi perundingan pra Roem-Royen sebelum para pemimpin tersebut dipindahkan ke Menumbing, Mentok.

Hal ini dijelaskan oleh Datuk Akhmad Elvian yang merupakan sejarahwan Bangka Belitung (Babel).

Menurut Elvian selama masa pengasingan pemimpin Republik Indonesia setelah Agresi Militer Belanda Kedua, antara 22 Desember 1948 hingga 6 Juli 1949.

“Gedung ini pernah dijadikan lokasi menginap dan pertemuan dengan Komisi Tiga Negara, dan menjadi tempat koleksi peninggalan sejarah, khususnya sejarah penambangan timah di Pulau Bangka Belitung, yang dimulai sejak masa Kesultanan Palembang pada abad ke-16 Masehi,” katanya, Senin (2/9/2024).

Menurutnya selama masa pengasingan di Bangka, para pemimpin republik, termasuk proklamator Bung Karno dan Bung Hatta melakukan 26 aktivitas di Pangkalpinang, termasuk di gedung yang kini menjadi Museum Timah Indonesia.

“Bangunan ini yang memiliki tulisan Househill pada pintu masuknya, awalnya di tahun 1958, gedung ini dijadikan museum di Kota Pangkalpinang yang diberi nama Museum Wisma Budaya. Namun, sejak 2 Agustus 1997, nama museum ini diubah menjadi Museum Timah Indonesia,” katanya.

Jalan dimana museum ini berada juga mengalami perubahan nama, dari Jalan Damai menjadi Jalan Jenderal Ahmad Yani.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Pangkalpinang, Budi Utama menuturkan jika penyelenggaraan peringatan HUT Kota Pangkalpinang di Museum juga merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan kepada masyarakat seperti apa Museum Timah.

“Karena selama ini masyarakat bertanya Museum itu apa sih, dan ternyata Museum ada nilai sejarahnya, untuk itu kita akan membuat perayaan disitu sekaligus agar masyarakat tahu seperti apa Museum Timah,” katanya. (dnd)