MENDOBARAT, LASPELA– Anggota DPR RI Bambang Patijaya memberikan apresiasi atas inisiatif Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pangkalpinang yang menghadirkan Kemah Pemuda Lintas Agama yang digelar di Pondok Pesantren Daar El-Ihsan, Petaling, Kecamatan Mendobarat, Kabupaten Bangka, Minggu (1/9/2024).
Untuk itu, tokoh yang akrab disapa Bpj disela kesibukannya menyempatkan diri memenuhi undangan untuk menjadi pemateri di kegiatan tersebut.
Menurutnya, kegiatan positif ini harus lebih sering dilaksanakan.
“Mengingat di era digital saat ini, para remaja mudah sekali mengakses beragam informasi dari media sosial. Jangan sampai mereka mendapatkan masukan yang keliru dalam hal kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkap Bambang Patijaya.
Kepada para peserta Kemah Pemuda Lintas Agama itu, Bambang Patijaya mengajak untuk menyadari kondisi kemajemukan yang ada di Indonesia.
Sebagai contoh, Anggota DPR RI dari Dapil Bangka Belitung ini mengingatkan adanya kurang lebih 1730 suku, dan sekitar 726 bahasa di Indonesia.
Beragamnya agama, suku, dan aksen bahasa, juga terjadi di Bangka Belitung.
Kemajemukan yang sejatinya adalah hal yang memperkaya Indonesia ini, jangan sampai menjadi kerugian dengan menjurus perpecahan.
“Adik-adik yang hadir di sini, harus mengerti kenapa orang bisa saling membenci. Karena dia hidupnya merasa eksklusif. Mudah-mudahan dengan berkumpulnya generasi muda dari lintas suku, agama dan ras melalui kegiatan kemah pemuda lintas agama ini, maka akan mencegah terciptanya bibit-bibit perpecahan,” ujar Bambang Patijaya.
Di tengah derasnya arus informasi melalui media sosial, Bambang Patijaya juga mengingatkan kepada remaja untuk bijak dalam menggunakan platform media sosial.
Karena, di tengah fungsinya sebagai sarana berbagi pengetahuan dan informasi yang menyenangkan, juga disalahgunakan untuk menyebarkan hal-hal yang menjurus kecemasan, hasutan dan sebagainya.
“Adik-adik harus bisa mendeteksi informasi hoaks atau tidak. Jangan sampai adik-adik sejak usia dini, mendapat hal-hal yang keliru tentang kebangsaan, tentang kehidupan berbangsa dan bernegara, tentang bhinneka tunggal ika,” ujarnya.
Salah satu cara untuk mendeteksi dan memilah informasi dari hoaks atau kabar bohong yang memicu perpecahan, BPJ berpesan kepada anak-anak muda ini untuk terbiasa tabayyun atau crosscheck.
Karena peserta Kemah Pemuda Lintas Agama ini adalah para calon-calon pemimpin bangsa di masa depan, Bambang Patijaya menitipkan pesan untuk sejak dini melatih diri dengan kemampuan kepemimpinan.
Salah satunya, dengan mengasah kepekaan dengan mahir memahami dan menerapkan sifat-sifat kepemimpinan.
Khusus sifat-sifat kepemimpinan itu, Bambang Patijaya merujuk pada pernyataan yang disampaikan Plato, seorang filsuf beberapa abad silam. Seorang pemimpin itu harus memiliki tiga budi.
Pertama, pemimpin itu harus berani. Kedua, pemimpin itu bijaksana. Ketiga, pemimpin itu punya kontrol diri.
“Kalau seorang pemimpin itu berani, bijaksana, dan punya kontrol diri, maka dia akan menjadi pemimpin yang adil,” ujarnya. (*)