BANGKA TENGAH, LASPELA – Dalam upaya meningkatkan efisiensi pemrosesan pakan ternak, mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB) telah meluncurkan proyek inovatif berupa mesin pemarut singkong.
Proyek ini merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan dipimpin oleh Rizki Loriz Sayuka. Tim proyek ini juga terdiri dari David Adha dan Vander Johanes Landsteiner Purba, serta mendapatkan pendampingan dari dosen fasilitator Saparin, S.T., M.Si.
Proyek mesin pemarut singkong ini hadir sebagai solusi untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi peternak dalam proses pemarutan manual. Saat ini, metode pemarutan singkong secara manual masih umum digunakan oleh peternak, meskipun proses tersebut memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar.
Huzaini, seorang peternak yang berpraktik di Jalan Merpati Pangkalpinang saat diwawancara beberapa waktu lalu menjelaskan tantangan yang dihadapinya.
“Proses pemarutan singkong secara manual memakan waktu sekitar satu jam untuk memproses 20 kg singkong. Hasil parutan manual ini berukuran antara 0,5 cm hingga 1 cm,” ungkap Huzaini.
Ia juga menyebutkan bahwa metode manual ini memerlukan tenaga ekstra dan waktu yang cukup lama untuk menyediakan pakan bagi 200 ekor ayam dan bebeknya.
Mengatasi tantangan tersebut, tim mahasiswa UBB merancang mesin pemarut singkong dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi proses pemarutan. Mesin ini diharapkan dapat mengurangi waktu dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pemrosesan singkong.
Rizki Loriz Sayuka, ketua tim proyek, mengungkapkan, tujuan utama dari pembuatan mesin ini adalah untuk membantu peternak dalam memproses singkong lebih cepat dan efisien.
“Dengan mesin ini, kami berharap dapat mengurangi waktu dan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi pakan ternak,” sebutnya.
Proyek ini juga mencakup pemahaman tahapan pembuatan dan perakitan mesin serta evaluasi manfaatnya bagi peternak. Tim berharap mesin pemarut singkong ini tidak hanya efektif dalam penggunaannya tetapi juga dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan produktivitas peternak.
Dosen fasilitator, Saparin, S.T., M.Si., memberikan apresiasi terhadap proyek ini. “Inisiatif mahasiswa ini merupakan contoh nyata penerapan ilmu teknik dalam menyelesaikan masalah nyata di masyarakat. Mesin pemarut singkong yang mereka kembangkan tidak hanya merupakan inovasi teknologi, tetapi juga solusi praktis yang dapat meningkatkan produktivitas peternak,” ujar Saparin.
Sebagai langkah selanjutnya, proyek ini akan memasuki tahap uji coba dan pemberdayaan mesin kepada Huzaini untuk memastikan bahwa mesin ini memenuhi kebutuhan dan standar yang diharapkan. Proses ini penting untuk menilai apakah mesin dapat diimplementasikan dengan baik dalam kondisi nyata di lapangan.
Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat mengatasi tantangan dalam pemrosesan pakan ternak serta memberikan solusi yang berkelanjutan bagi industri peternakan di Bangka Belitung. Dengan adanya mesin ini, diharapkan produktivitas peternakan dapat meningkat dan beban kerja peternak dapat berkurang secara signifikan.
Dengan proyek ini, mahasiswa UBB tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis mereka tetapi juga kontribusi mereka terhadap pengembangan solusi yang berdampak positif bagi masyarakat lokal. Inovasi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk lebih banyak proyek yang bermanfaat di masa depan.(*)