Didapuk Jadi Bapak Asuh Anak-anak Stunting, Budi Utama Minta Kepala OPD Pemkot Pangkalpinang dan Istri Ikut Berperan

Pj Wali Kota Pangkalpinang, Budi Utama menjadi Bapak Asuh bagi anak-anak stunting Kota Pangkalpinang, Minggu (18/8/2024)

PANGKALPINANG, LASPELA – Penjabat (Pj) Wali Kota Pangkalpinang, Budi Utama didapuk menjadi Bapak Asuh yang akan ditugaskan dalam mengasuh anak-anak stunting di Kota Pangkalpinang, bukan hanya Budi, Bapak dan Ibu asuh juga disematkan kepada Istri Budi yaitu Yuniar, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pangkalpinang, Miego dan Istrinya Zumalia.

Penyematan ini berlangsung di Taman Sari atau Wilhelmina Park didepan Tugu Kemerdekaan pada Launching Program Merdeka Stunting.

Budi mengatakan jika Bapak dan Ibu asuh stunting ini merupakan komitmen yang sudah ditanda-tangani untuk memberantas dan menangani stunting yang ada di Kota Pangkalpinang.

“Jadi kami setiap bulan akan memberikan sumbangan berupa telur kepada Posyandu yang ada di Kota Pangkalpinang. Nah saya bersama istri secara pribadi akan menyumbang sebesar Rp1 juta perbulan untuk pembelian telur tersebut,” katanya, Minggu (18/8/2024).

Setiap bulan sumbangan telur tersebut akan berbeda, tentu jumlahnya akan naik terus karena kedepan pihaknya akan juga mengajak kepada para Kepala OPD dan istri untuk menjadi bapak dan ibu asuh.

“Jadi semuanya ikut berperan, dan nanti akan dibagikan teknisnya di Posyandu, dan kedepan petugas Posyandu juga akan bertambah intensifnya sebesar Rp100 ribu mulai dari Oktober mendatang,” katanya.

Penyematan ini dikatakan Budi hanya simbolis, namun kepala OPD dan Eselon tiga juga dapat menjadi Bapak dan Ibu asuh, dan bila ada esselon 4 dan para Honor juga mau maka dipersilahkan.

“Kami tidak memaksakan, namun sebagai penjabat kami memberikan contoh. Nah, dengan bantuan yang telah diserahkan maka nanti Kepala D3AKB Kota Pangkalpinang, Agustu Afendi yang akan meramunya,” tuturnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Bunda Posyandu Kota Pangkalpinang, Yuniar menjelaskan terkait tugas dari bapak dan ibu asuh ialah untuk mengawal pertumbuham dan perkembangan nak-anak stunting.

“Secara teknis nanti akan diatur oleh teman-teman di DP3AKB, dimulai dari kasus stunting dari 117 Posyandu itu mana saja dari anak-anak yang terkena stunting, dan jika anak-anak stunting itu sudah sembuh bisa jadi kedepan kita akan hitung juga baik Berat Badan Ringan (BBR) atau kekurangan gizinya,” katanya. (dnd)