Sebut Keadaannya Lebih Parah dari Ketika Covid, Pedagang Pasar Pagi Pangkalpinang Keluhkan Sepi Pembeli

Para Pedagang saat berinteraksi dengan Pj Wali Kota Pangkalpinang, Budi Utama saat melakukan peninjauan di Pasar Pagi, Jumat (16/8/2024).

PANGKALPINANG, LASPELA – Sejumlah pedagang yang berlapak di Pasar Pagi mengeluhkan sepi pembeli.

Minat beli masyarakat yang rendah membuat para pedagang harus memutar otak agar dagangannya tetap untung.

Salah satunya Indra, pedagang ayam potong broiler yang harus menjajakan ayam dagangannya jika tidak habis.

“Tidak jarang saya harus berkeliling mencari pembeli siapa tahu ada yang mau, mau tidak mau saya jual dengan harga pasaran,” katanya, Jumat (16/8/2024).

Indra biasanya dapat menjual 50 ekor ayam, namun semenjak isu Timah semakin kesini semakin dikit yang beli, beruntung ada beberapa rumah makan yang sudah langganan.

“Jadi adalah duit untuk makannya, dibantu beberapa rumah makan yang rutim order, itu juga jauh dibawah pasaran karena belinya juga banyak,” katanya.

Sementara penjual sayur matang, Asti mengatakan saat ini ia tidak berani membuat sayur matang banyak-banyak, karena memang seringkali ia membawa kembali dagangannya.

“Namanya jualan, kadang tidak tentu tapi Alhamdulillah disyukuri, kalau habis bersyukur kalau tidak bisa dimakan orang di rumah,” tuturnya.

Sementara itu, untuk toko plastik juga mengeluhkan hal yang sama, jika dulu Ahoi bisa meraih omset Rp3 juta sehari, saat ini ia hanya bisa meraih omset Rp1 juta hingga Rp1,5 juta.

“Dampak dari daya beli masyarakat, karena biasanya kan yang beli plastik ini pelaku UMKM yang jualan makanan dan minuman, tapi karena sepi pembeli, mereka juga jadi jarang beli,” katanya.

Salah satu toko hijab juga merasakan dampak ini, Aris selaku pedagang hijab yang berlapak di Pasar Pagi menuturkan jika dalam sehari kadang tidak ada yang beli.

“Susah sekali, semenjak covid itu tidak separah ini, pas covid paling sedikit saya bisa jual 15 sampai 20 hijab, tapi sekarang kadang satu hari tidak ada barang yang keluar,” tuturnya.

Ia berharap, pemerintah dapat segera menangani hal ini dan perekonomian Babel dapat pulih seperti dulu. (dnd)