JAWA TENGAH, LASPELA – Bank Indonesia Bangka Belitung telah menyelenggarakan capacity building pengolahan dan kemitraan pasar beras premium untuk meningkatan produktivitas dan kualitas produk kelompok tani di wilayah Provinsi Bangka Belitung.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah 6 hingga 9 Agustus 2024 lalu diikuti oleh 10 orang perwakilan dari Poktan Marsudi Tani 1 Kabupaten Bangka Selatan, Gapoktan Sepakat Jaya Kabupaten Bangka Selatan, Gapoktan Bukit Lestari Buyan Kabupaten Bangka Barat dan Gapoktan Mufakat Kabupaten Belitung Timur, serta perwakilan dari Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten Bangka Selatan, Biro Ekbang Provinsi dan Kabupaten Bangka Selatan, Disperindag Provinsi dan Kabupaten Bangka Selatan serta Bulog Divre Bangka.
Kantor Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy, Selasa (13/8/2024), mengatakan pelaksanaan capacity building ini dilatarbelakangi bahwa beras merupakan komoditas strategis masyarakat yang secara historis juga memberikan andil terhadap inflasi di Bangka Belitung.
“Pada Juli 2024, beras menjadi komoditas dengan andil terbesar terhadap inflasi tahunan (yoy) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (0,69%) dan tiga Kota IHK di Bangka Belitung yaitu Pangkalpinang (0,57%), Bangka Barat (0,29%) dan Belitung Timur (1,20%),” katanya.
Selain materi dari Bulog mengenai rantai pasok dan kemitraan beras serta program pengembangan klaster padi oleh Bank Indonesia Solo, pada kegiatan ini juga dilakukan diskusi dan kunjungan lapangan ke beberapa kelompok tani Kabupaten Sragen, yaitu Poktan Sari Bumi, UD Mega Perkasa dan Gapoktan Ngudi Makmur.
Poktan Sari Bumi merupakan kelompok tani yang melakukan budidaya padi dengan produktivitas cukup tinggi serta melakukan pengolahan gabah kering giling (GKP) menjadi beras pecah kulit.
Sementara itu, UD Mega Perkasa merupakan offtaker yang memproses beras pecah kulit dari kelompok tani untuk diproses menjadi beras premium. UD Mega Perkasa memilki Rice Milling Unit (RMU) yang telah dilengkapi dengan mesin polisher dan color sorter serta telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 25 toko beras retail. Di samping itu, pada kunjungan ke Gapoktan Ngudi Makmur, para peserta juga melihat proses pengolahan beras premium yang telah bermitra dengan PT Food Station Jakarta.
Melalui capacity building ini, Bank Indonesia Bangka Belitung berharap kelompok tani dapat mengembangkan model bisnis komoditas beras dan meningkatkan produktivitas padi melalui penguatan kelembagaan petani serta diseminasi budidaya tanaman padi yang baik.
Selain itu, kelompok tani juga perlu melakukan business matching distribusi dan pemasaran beras antara Gapoktan, Bulog, dan Pemda.
“Dengan pemahaman yang baik oleh seluruh peserta untuk melakukan pengelolaan input pertanian, meningkatkan kapabilitas dan kualitas produk, serta hilirisasi padi hingga menjadi beras premium yang bernilai tambah, maka diharapkan kelompok tani di Bangka Belitung mampu berperan dalam pengendalian inflasi agar lebih stabil,” ujarnya. (ril/chu)