Angka Kemiskinan di Babel Empat Terendah se-Indonesia Tahun 2024

 

PANGKALPINANG, LASPELA – Pengangguran dan kemiskinan merupakan dua hal yang berkaitan erat, ketika tingkat pengangguran naik, maka tingkat kemiskinan juga naik dan ketika tingkat pengangguran menurun maka tingkat kemiskinan juga ikut turun.

“Karena masyarakat yang menganggur tidak mempunyai penghasilan dan pengaruhnya adalah pasti miskin,” kata Kepala BPS Babel, Toto H. Silitonga, Senin (5/8/2024).

Sementara, disampaikan Toto untuk angka kemiskinan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dari data yang dirilis oleh BPS Babel Semester 1 tahun 2024 sebesar 5,55 persen.

“Angka ini menempatkan Babel pada tingkat kemiskinan terendah ke-4 secara nasional,” ujarnya.

Dia menyebutkan, meskipun angka tersebut naik 0,03 persen, dari 4,52 persen (Per Maret 2023) menjadi 4,55 persen (Per Maret 2024), namun Persentase penduduk miskin Babel sebesar 4,55 persen ini masih berada di bawah tingkat kemiskinan nasional yakni 9,03 persen.

“Berbagai upaya juga telah dilakukan oleh Pemprov Babel, guna mengatasi kemiskinan di Babel, salah satunya dengan mengurangi angka pengangguran di Babel,” jelasnya.

Selain itu, berdasarkan data dari BPS Babel, jumlah angkatan kerja pada Februari 2024 sebanyak 818.626 orang, naik 13.276 orang dibanding Februari 2023. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,33 persen poin, yaitu dari 70,33 persen pada Februari 2023 naik menjadi 70,66 persen pada Februari 2024.

“Penduduk yang bekerja sebanyak 787.140 orang, naik sebesar 13.129 orang dibandingkan pada Februari 2023,” paparnya.

Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar pada penduduk yang bekerja adalah pertanian 3,37 persen poin.

“Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar yaitu sektor pertambangan dan penggalian -4,74 persen point,” ungkapnya.

Toto mengungkapkan, tingkat pengangguran terbuka di Bangka Belitung pada kondisi Februari 2024 sebesar 3,85 persen mengalami penurunan sebesar 0,04 persen dibandingkan kondisi Februari 2023.

Ia menjelaskan bahwa peningkatan jumlah tenaga kerja dan turunnya TPT Februari di Bangka Belitung pada Februari 2024 khususnya di sektor pertanian didukung oleh beberapa hal antara lain:

Harga sawit menunjukkan peningkatan sejak Desember 2023 hingga Februari 2024, harga CPO naik 4,06%, harga TBS sawit mengalami kenaikan; Meningkatnya harga karet; Produksi ikan meningkat sepanjang Januari sampai Februari 2024.

Selain itu, Dinas Koperasi UKM Kep. Babel mencatat terdapat penambahan sebanyak 8.891 pelaku usaha mikro kecil dan menengah selama kurun waktu Februari 2023 hingga Februari 2024;

Selain itu, momen pilpres pada Februari 2024 dan adanya rekrutmen KPPS dan panitia pemilu; Adanya penerimaan PPPK pada bulan Februari 2024 sehingga meningkatnya tenaga kerja pemerintah.

“Penurunan jumlah penduduk bekerja pada sektor pertambangan dikarenakan belum semua rencana kerja perusahaan tambang disetujui,” sambung Toto.

Lanjutnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan proses penerbitan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) periode 2024 hingga 2026 untuk perusahaan mineral dan batubara hingga kini masih berjalan lambat.

“Salah satunya karena persoalan pemenuhan kewajiban berupa pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) perusahaan tambang,” terangnya.

Tito menambahkan, secara umum survei BPS tidak dapat menjelaskan secara eksplisit penyebab perubahan indikator, perlu kajian khusus untuk memastikan.

“Namun kita dapat mendekatkannya dengan indikator dan fenomena lain, misal pertumbuhan ekonomi dan data dari pihak lain yg dapat dipertanggungjawabkan,” tutupnya. (chu)