JAKARTA, LASPELA – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat untuk penggunaan transaksi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus tumbuh atau mengalami peningkatan.
Hal ini disampaikan, Ekonom Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Suharno Manik pada saat memberikan materi kondisi perekonomian dan perkembangan inflasi Provinsi Bangka Belitung dalam kegiatan Forum Komunikasi dan Capacity Building Wartawan Ekonomi Tahun 2024, Rabu (31/07/24).
“Ini terbukti pada Juni 2024, penggunaan QRIS mencapai 157.883 atau tumbuh 19,66 persen (yoy). Meskipun angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Mei 2024 yang mencapai 19,84 persen (yoy),” ujarnya di hadapan awak media.
Dia menyebutkan, adapun jumlah pengguna QRIS pada Juni 2024 mencapai 193.171 dengan penambahan user baru sebanyak 3.119 orang.
“Sedangkan untuk volume transaksi QRIS pada Juni 2024 mencapai 638.645 dengan nilai transaksi sebesar Rp85.008 juta, ini menunjukkan pertumbuhan 168,48 persen (yoy). Tentu angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Mei yang mencapai 167,65 persen (yoy),” katanya.
Selain itu, terkait pertumbuhan perekonomian di Provinsi Bangka Belitung terus tumbuh dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan 4,17 persen dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2023.
“Dalam 13 tahun terakhir terjadi perubahan pangsa Lapangan Usaha (LU) utama, dimana pangsa LU industri, pengolahan dan pertambangan mengalami penurunan, sedangkan LU pertanian, perdagangan dan konstruksi mengalami peningkatan,” jelasnya.
Suharno mengungkapkan, untuk kondisi Perekonomian dan Perkembangan Inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan data dari Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Babel menggambarkan perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami peningkatan, sedangkan perkembangan inflasi mengalami penurunan.
“Untuk inflasi berdasarkan data secara nasional sebesar 2,5 persen dan di Babel sendiri untuk inflasi sebesar 1,08 persen. Artinya di Babel untuk inflasi nya masih rendah dari target inflasi secara nasional,” tandasnya.
Dia menambahkan, untuk BI terus melakukan langkah-langkah yang dilakukan dalam inflasi dan pertumbuhan ekonomi yaitu dengan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Babel Tahun 2024.
“Diantaranya dengan penguatan ketahanan komoditas pangan strategis, penguatan kapasitas Budidaya pangan mandiri, optimalisasi Kerjasama Antar Daerah (KAD), dukungan fasilitas distribusi pangan, dukungan optimalisasi operasi pasar, penguatan digitalisasi dan data pangan, dan penguatan koordinasi dan komunikasi,” tutupnya. (chu)