PANGKALPINANG, LASPELA — Untuk meningkatkan implementasi Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (SMKP) bagi mitra usaha, PT Timah menggelar Sertifikasi Impelementasi SMKP Minerba Perusahaan Jasa Pertambangan (PJP).
Sertifikasi Implementasi SMKP ini diperuntukkan bagi mitra usaha PT Timah di Wilayah Bangka Utara dan Bangka Selatan yang dilaksanakan di Tins Gallery, pada 29 Juli-3 Agustus 2024.
Kegiatan ini dihadiri secara virtual oleh Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Nur Adi Kuncoro dan Direktur Teknik dan Lingkungan/Kepala Inspektur Tambang Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Ir Hendra Gunawan.
Tak hanya itu, Kepala Wilayah Bangka Utara Benny Pahala Hutahaean juga turut menghadiri kegiatan yang diikuti 36 peserta yang merupakan mitra usaha PT Timah.
Kegiatan ini merupakan bentuk kepatuhan terhadap Peraturan Menteri ESDM No. 26 Tahun 2018. Peraturan ini mewajibkan seluruh perusahaan pertambangan menerapkan SMKP dan melakukan audit tahunan yang harus dilaporkan.
Melalui audit ini bertujuan untuk memastikan bahwa mitra-mitra pertambangan juga memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan. Pelatihan ini dibagi menjadi dua tahapan utama, implementasi dan audit.
Setelah mengikuti kedua tahapan tersebut, peserta akan diuji oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk menilai kompetensi mereka. Jika dinyatakan kompeten, mereka akan mendapatkan sertifikasi sebagai auditor.
“PT Timah Tbk terus berbenah dan consern bukan saja terhadap aktifitas operasinya sendiri sebagai pemegang IUP, tetapi juga berbenah dan memperbaiki sistem yang ada, secara khusus juga turut serta mendorong para PJP selaku pemegang SIUJP yang beraktifitas pada IUP Operasi PT Timah untuk menerapkan SMKP,” kata Nur Adi dalam sambutannya.
Sementara itu, Benny Hutahaean menambahkan, kedepannya melalui pelatihan implementasi SMKP ini, tingkat keselamatan kerja di perusahaan jasa pertambangan dapat meningkat secara signifikan.
“Program ini adalah program pertama yang dilakukan dengan harapan kedepannya mitra-mitra kita dapat lebih mandiri agar budaya K3 di pertambangan pada perusahaan mereka akan lebih meningkat,” imbuh Benny.
Sementara itu, Penanggung Jawab Operasional CV Abadi Sejahtera, Adi Maulana, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah ilmu mengenai dunia tambang mengingat besarnya risiko yang dapat terjadi.
“Semoga kegiatan ini dapat terus berlangsung kedepannya, tidak hanya saat ini saja. Hal ini dikarenakan kegiatan ini memberikan ilmu yang berguna untuk mengurangi risiko saat bekerja di pertambangan dan menciptakan auditor-auditordi Perusahaan Jasa Pertambangan,” ujar Adi. (*)