Perkuat Sinergi dan Perluas Jaringan, Dindikbud Pangkalpinang dan MTKAN Gelar Workshop Pembuatan Paksian dan Teratai

Suasana peserta saat mengikuti Workshop pembuatan Paksian dan Teratai di Ruang Pertemuan Dindikbud Kota Pangkalpinang

PANGKALPINANG, LASPELA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Pangkalpinang bersama Majelis Tinggi Kerapatan Negeri (MTKAN) Kota Pangkalpinang menggelar Workshop pembuatan Paksian dan Teratai kepada 52 Guru Seni Budaya dan 52 orang dari Paguyuban atau orang tua murid yang berasal dari 52 sekolah di Pangkalpinang diantaranya 12 SMP dan 40 SD.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergitas dan memperluas jejaring, agar pembuatan Paksian dan Teratai dapat dilestarikan dan disalurkan kepada generasi bangsa.

Kegiatan ini akan digelar selama tiga hari, dan untuk hari ini kegiatan dilaksanakan di Ruang Pertemuan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis (18/7/2024).

“Kegiatan ini untuk Pengembangan dan Pemanfaatan dari Pakaian Adat Pengantin Paksian Pangkalpinang dan merupakan upaya kami dalam meneruskan Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) Kota Pangkalpinang,” kata Kepala Bidang Kebudayaan (Kabid) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Ratna Purnamasari.

Pakaian Paksian merupakan sebuah karya yang dihasilkan menggunakan tangan, melalui berbagai media seni dengan pakaian untuk mempelai wanita adalah baju kurung merah yang biasanya terbuat dari bahan sutra atau beludru.

Pada masa awal pakaian ini disebut baju Seting dan kain yang dipakai adalah kain besusur, kain lasem, atau disebut juga dengan nama kain cual.

“Bagian kepala memakai mahkota yang dinamakan Paksian. Mempelai laki-laki memakai sorban yang disebut sungkon. Pakaian Pengantin Paksian telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2016 dengan nomor penetapan 201600321 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,” ujarnya.

Sementara KIK sendiri sesuai dengan terbitnya Sertifikat Ekspresi Budaya Tradisional Nomor Pencatatan EBT19202300186 yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia.

Narasumber pada kegiatan ini berasal dari Tenaga Ahli atau Pakar Pembuat Pakaian Adat Pengantin Paksian, Attaupiq Dharma Shakti dan Ketua Sanggar Gonk Production.

“Kami berharap semoga dengan hasil capaian ini, pada akhir tahun 2024 akan banyak acara kenegaraan yang juga bisa menghadirkan Paksian dan Teratai,” tuturnya.

Sementara itu, salah satu Tokoh Masyarakat yang hadir pada pembukaan pelatihan ini Datuk Arsalim mengatakan, kegiatan ini merupakan langkah konkrit dalam melakukan upaya pelestari guna meningkatkan kinerja Pemajuan Kebudayaan Daerah di Kota Pangkalpinang.

“Hasil dari pelatihan ini sendiri, kelaknya dapat dikembangkan dan diteruskan ilmunya kepada peserta didik. Dengan ini minimal masing-masing dari mereka sudah punya 7 set untuk persiapan lomba tari sambut yang tidak lama lagi digelar,” ujarnya. (dnd)