YOGYAKARTA, LASPELA — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung kembali menggelar kegiatan media gathering guna mempererat kemitraan serta tali silahturahmi yang selama ini telah terjalin.
Kegiatan tersebut mengusung tema “Sustainable Innovation Building A Better Future”, berlangsung di Ruang Convention Hotel & Resort, Griya Persada dan dihadiri oleh sekitar 45 wartawan dari berbagai media Sumsel Babel, Selasa (9/7/2024) malam.
Dalam kesempatan ini, Kepala OJK Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, Arifin Susanto menyampaikan pelaksanaan media gathering ini untuk mempererat tali silaturahmi dan mempererat antar kemitraan dalam meningkatkan literasi dan edukasi terkait jasa keuangan khususnya di Sumsel dan Babel.
“Kegiatan ini saya harapkan menjadi agenda tahunan agar dapat mempererat tali silaturahim antar kemitraan dengan insan pers,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan ini juga sebagai upaya pemaparan kinerja Otoritas Jasa Keuangan Sumbagsel, baik itu Perbankan, IKMB, dan Pasar Modal.
“Selain berkumpul kegiatan ini juga untuk menyampaikan perkembangan terkini untuk jasa keuangan di Sumbagsel, apa yang harus kita pikirkam kedepannya bersama-sama,” ucapnya.
Dikatakan Arifin, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan agar masyarakat mendapatkan informasi agar terhindar dari lembaga keuangan ilegal.
“Dengan rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan, pihaknya terus melakukan edukasi. Ini penting dilakukan agar masyarakat memiliki informasi literasi keuangan yang lebih baik agar terhindar dari penipuan investasi yang marak terjadi,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tito Adji Siswantoro menyebutkan bahwa sektor jasa keuangan terjaga stabil dan kontributif terhadap pertumbuhan nasional, didukung oleh tingkat solvabilitas yang tinggi dan profil risiko yang manageable di tengah masih tingginya ketidakpastian global.
“Pastinya segala upaya untuk mengakselerasi inklusi keuangan yang merata dan menjangkau masyarakat harus pula diikuti dengan upaya peningkatan literasi keuangan,” ungkap Tito.
Perekonomian global secara umum menunjukkan pelemahan, dengan data perekonomian AS tercatat lebih rendah dari ekspektasi di tengah inflasi yang masih sticky. Pasar tenaga kerja terus termoderasi dan kondisi rumah tangga AS cenderung melemah khususnya di segmen menengah-bawah. Hal ini mendorong pasar menaikkan ekspor pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali di 2024, lebih tinggi dari guidance The Fed yang sebanyak satu kali.
“Kami berkomitmen untuk terus
berkolaborasi menguatkan sektor Jasa Keuangan yang sehat, efisien, dan
berintegritas, serta memperkuat perlindungan konsumen dan masyarakat,” tutupnya. (chu)