DKP Babel Dukung USAID Kolektif dalam Optimalkan Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut di Babel

PANGKALPINANG, LASPELA – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mendukung inisiasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kemen KP) terkait program United State Agency for International Development Konservasi Laut Efektif “USAID Kolektif” untuk mengoptimalkan pengelolaan kawasan konservasi laut di wilayah Babel.

“Kita menyambut baik karena ini merupakan kerja sama kita dengan USAID Kolektif, dimana tata ruang laut Babel 0-12 mil itu pada Perda RZWP3K ada alokasi-alokasi ruang, salah satunya zona konservasi laut yang telah ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan atas dasar pengusulan dari Pemprov Babel,” ujar Kepala DKP Babel, Agus Suryanto kepada awak media usai  menerima kunjungan Wakil Direktur Kelautan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Rumdin Babel, Senin (27/5/2024) malam.

Dia mengatakan, untuk kawasan konservasi laut di Bangka Belitung sekitar 627 ribu hektare yang terbagi lima kawasan konservasi yakni tiga di Bangka dan dua di Belitung.

“Program USAID Kolektif ini akan diterapkan di lima lokasi kawasan konservasi yaitu Perairan Tuing di Kabupaten Bangka, Perlang Ketugar di Kabupaten Bangka Tengah, Lepar Pongok di Kabupaten Bangka Selatan, Mendanau dan Membalong di Kabupaten Belitung dan Perairan Memporang di Kabupaten Belitung Timur,” katanya.

Agus menyebutkan, kawasan ini menjadi upaya Pemerintah dalam merealisasikan Blue Ekonomi, Karena target dari Kementerian DKP untuk Blue Ekonomi ini minimal 30 persen konservasi kawasan laut di Indonesia.

“Untuk di Babel sudah 14 persen, tentu ini merupakan sebuah langkah yang maju dan positif sehingga konservasi tersebut ada yang mengelola, kalau ada mengelola tentu ada lembaganya, dan akan lebih fleksibel lagi dalam merealisasikan Blue Ekonomi ini,” jelasnya.

Menurut Agus, wilayah Belitung merupakan zona tambang, sehingga dengan adanya konservasi ini bisa menjadi salah satu tempat yang bisa menarik wisatawan dari lokal maupun mancanegara.

“Selain itu, dikawasan konservasi ini adanya Blue Karbon yang menjadi upaya dalam melakukan penakapan karbon, terumbu karang, padang lamun, mangrove dan lainnya,” tutupnya.(chu)