PANGKALPINANG, LASPELA – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Era Baru Tata Kelola ESDM (Timah) Pasca 271 T. Tema ini sengaja diambil agar masyarakat Babel tahu fakta yang terjadi.
“Karena sekarang ini kan gembar-gembor dan kebanyakan orang menganggap bahwa 271 T itu berupa uang, padahal itu adalah sebuah tafsiran terkait dengan kerugian lingkungan hidup,” ujar Ketua Umum HMI Babel, Asep Muldani, Senin (6/5/2024).
Berbicara benar atau tidaknya, sambung Asep untuk kerugian memang benar terjadi, namun jumlah kerugian tidak mencapai sebesar itu.
“Seperti yang dikatakan Pak Bambang Patijaya tadi, memang benar kita merugi dari aspek citra kita dan perekonomian, namun tidak dengan jumlah 271 T,” ujarnya.
Tidak hanya itu, dengan tema ini juga sedikit banyaknya peserta yang hadir tahu bahwa ada regulasi-regulasi yang harus dilakukan atau diperbaiki lagi, yang tadinya sedikit atau tidak tepat dalam mengimplementasikannya sehingga terjadi kasus itu.
“Sehingga isu ini terkait kerisauan kita dan kegelisahan kami terkait dengan sebenarnya bagaimana tata kelola timah di Babel itu berjalan,” katanya.
Asep juga menilai jika kesejahteraan masyarakat Babel memang bergantung dari timah, hal ini dapat dilihat dari kondisi timah apakah sedang kuat atau lemah.
“Terlebih masyarakat kita itu dikenal dengan royalnya tingkat belanjanya cukup tinggi, namun itu tergantung dari kondisi timah, jika harga timah turun maka daya beli juga turun. Terlebih isu timah yang saat ini terjadi,” tutupnya. (dnd)