Buka Lapak di Event Basel Bekecak, Pedagang Bakso Ini Dipungut Rp250 Ribu Tanpa Kuitansi Berstempel

TOBOALI, LASPELA – Keterlibatan pelaku UMKM dalam acara akbar event pariwisata Basel Bekecak 2024 di Sport Center Toboali, Senin hingga Rabu (15-17 April 2024) lalu patut dipertanyakan, pasalnya sejumlah pelaku UMKM yang sebanyak ratusan membuka lapak di event tersebut dimintai biaya sewa lahan maupun tenda.

Meski dari hasil pemungutan itu terjadi tidak ada yang aneh, namun pelaku UMKM dimintai biaya sewa lapak Rp250 ribu bahkan ada juga yang Rp300 ribu tanpa disertai siapa penerima biaya retribusi itu.

Sun, salah satu pedagang bakso yang buka lapak di event itu menyebutkan dari pemungutan sewa lahan itu, pihaknya hanya menerima kuitansi tanpa ada stempel dari instansi maupun pihak manapun.

“Hanya ini pak (sambil menunjukkan kuitansi, tanpa stempel atau keterangan penerima duit), kami juga tidak tahu kenapa hanya diberikan kuitansi pembayaran tapi tanpa ada keterangan siapa penerima ataupun stempel cap dari pihak manapun,” katanya ketika ditemui beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, dari biaya Rp250 ribu itu, pihaknya tidak menerima fasilitas apapun, terkecuali untuk biaya sewa lahan. Sedangkan tenda, genset, lampu dan peralatan lainnya dibawa langsung dari Pangkalpinang.

“Itu (Rp250 ribu) hanya sewa lahan, sedangkan peralatan lainnya seperti tenda, genset, lampu dan peralatan dagangan lainnya punya kami bawa dari Pangkalpinang,” ujarnya.

Ia menyebutkan, lapak bakso dibuka pada malam puncak saja, pasalnya di malam sebelumnya pihaknya hanya meraup keuntungan Rp120 ribu tidak sepadan dengan operasional.

“Kalau malam sebelumnya hanya Rp 120 ribu, sedangkan biaya operasional kami Rp 450 ribu,” bebernya.

Buka lapak saat event besar di Toboali bukan sekali dua kali dilakoninya, sebelum pandemi Covid-19 (medio 2017-2019) para pedagang kaki lima hanya dimintai biaya Rp10 ribu sudah termasuk retribusi kebersihan.

“Sebelum Covid 19 lalu kami juga buka lapak di sini, hanya dikenakan biaya retribusi kebersihan Rp10 ribu, kalau sekarang Rp250 ribu,” tandasnya.

Kendati demikian, ia tetap akan buka lapak jualan jika ada event-event besar, baik di Toboali maupun di daerah lainnya.

“Kalau kami tetap jualan keliling, karena setiap ada pasar malam atau event kami akan jualan baik di Basel ataupun di kabupaten lainnya, karena kami jualan tidak menetap tapi keliling jika ada event atau pasar malam,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala DKUKMINDAG Basel Anshori mengatakan bagi pelaku UMKM yang tidak kebagian lapak dagangan di event Basel Bekecak, pihaknya sudah menyiapkan tenda namun tidak gratis, tapi berbayar.

“Gratis bagi yang sudah mendaftar di link web yang sudah kami buka sepekan sebelum even Bekecak DPKO Basel yakni, https://bit.ly/Pendaftaran_UMKM_BEKECAK dan kendati banyak pendaftar yang mencapai 300 pedagang. Tetapi kami tetap mengambil 150 pedagang saja,” ungkapnya.

“Namun, kami ada solusi yang ditawarkan, dinas menyediakan tenda bagi para penggiat UMKM yang tidak kebagian untuk berjualan. Namun hal ini dipungut biaya yang harga sudah include seperti pungutan biaya listrik, retribusi sampah sampai selesai event tersebut,” tuturnya.

Dijelaskan Anshori, untuk biaya yang diambil kepada para pelaku UMKM diluar pendaftar tersebut kurang lebih kisaran Rp250 – 300 ribuan, tergantung tipe tenda yang diambil.

“Untuk tenda yang berbentuk kerucut hanya Rp250 ribu, sedangkan tenda yang persegi Rp300 ribu, uang dari hasil penarikan biaya tenda tersebut akan diperuntukkan untuk membayar biaya sewa tenda sendiri, biaya listrik, dan retribusi sampah,” jelasnya.

Ia menyebutkan bahwa, biaya yang diambil dari pegiat UMKM bukan untuk Dinas, tetapi murni membantu para pedagang khususnya dengan biaya yang sudah tertera sampai event selesai tanpa biaya tambahan apapun.

“Memang, terkadang ada beberapa pegiat UMKM ini ada sedikit salah paham dengan biaya yang diambil. Namun pihaknya tetap menjelaskan untuk apa kegunaan biaya tersebut. Sehingga tidak ada kesalahan pahaman jangan sampai seolah olah event ini berbayar bagi pelaku UMKM yang mau berjualan,” pungkasnya. (pra)