PANGKALAN BARU, LASPELA — Prevalensi stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022, padahal sebelumnya prevalensi stunting ini sempat menurun di tahun 2021.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Muhammad Irzal mengatakan prevalensi stunting Babel pada tahun 2019 berada di angka 19,9 persen. Kemudian turun pada tahun 2021 menjadi 18,6 persen.
Namin, pada tahun 2022 penurunan tersebut tidak menunjukkan angka yang signifikan, yakni hanya naik 0,1 persen atau menjadi 18,5 persen, dan pada tahun 2023 justru naik 2,1 persen menjadi 20,6 persen.
“Kita tahu bahwa target penurunan stunting di Babel yang harus tercapai pada akhir tahun 2024 sebesar 10,38 persen, oleh karena itu kita masih memerlukan
koordinasi dan kolaborasi dari berbagai pihak secara masif untuk mempercepat penurunan stunting tersebut sampai dengan 10,38 persen,” ungkapnya, Rabu (27/3/2024).
Dirinya menyebutkan, banyak hal yang harus dilakukan mulai dari Total Fertility Rate (TFR) hingga perkembangan stunting di Bangka Belitung.
“Diketahui, TFR Babel pada tahun 2023 adalah sebesar 2,18 dari target yang ada, yakni 2,29. Kemudian dari sisi capaian persentase KB yang tidak terpenuhi (unmet need) Babel sebesar 9,1 atau menurun dari target yang ditentukan, yaitu 10,6 persen,” terangnya.
Sementara untuk target kehamilan tidak diinginkan pada tahun 2024 sebesar 28 persen. Terkait prevalensi pemakaian kontrasepsi modern di Babel (mCPR) juga meningkat menjadi 76,73 persen dari target yang ada yaitu 69,3 persen.
Selain itu capaian angka kelahiran usia remaja 15 – 19 tahun masih berkisar di angka 35,6 persen dari target yang ditentukan, yaitu 23 persen. Hal ini juga berisiko melahirkan anak stunting, karena kehamilan di usia muda sangat mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkan.
“Sedangkan capaian indeks pembangunan keluarga (iBangga) hanya sebesar 60,36 persen dari target yang ditetapkan, yakni 62,44 persen,” pungkasnya.
Sementara itu, Inspektorat Utama BKKBN RI, Ari Dwikora Tono menyebutkan, banyak hal yang telah dilakukan Provinsi Babel dalam upaya penurunan stunting, mulai dengan membentuk Tim Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota, Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebanyak 1.050 TPK atau 3.150 kader yang meliputi bidan desa, kader PKK dan kader KB.
“Kita tahu bahwa target penurunan stunting Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang harus tercapai pada akhir tahun 2024 sebesar 10,38 persen, oleh karena itu kita masih memerlukan koordinasi dan kolaborasi dari berbagai pihak secara masif untuk mempercepat penurunan stunting tersebut sampai dengan 10,38 persen,” ingatnya.
Dukungan Dana,
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan Pencatatan Sipil dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3ACSKB) Bangka Belitung, Asyraf Suryadin menuturkan percepatan penurunan stunting merupakan fokus m bersama agar Bangka Belitung bisa mewujudkan target 14 persen penurunan stunting di tahun ini.
“Untuk itu kita berharap melalui dukungan anggaran pelaksanaan program Bangga Kencana ini dapat memberikan hasil yang optimal bagi Babel. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menggenjot hal tersebut adalah dengan memberikan dukungan berupa bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) bagi kabupaten/kota yang ada di Babel,” tutupnya.(chu)