Pemprov Babel Masih Godok Rencana Tambang Rakyat, Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Diminta Beralih Profesi

PANGKALPINANG, LASPELA – Ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) disebut mengalami penurunan terutama pada sektor pertambangan yang porak poranda setelah terkuaknya dugaan korupsi tata niaga timah, yang melibatkan bos besar hingga pertambangan skala kecil.

Penjabat (Pj) Gubernur Babel Safrizal Zakaria Ali menyebutkan bahwa Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) tidak bisa mengatur Peraturan Daerah (Perda) tentang pertambangan mineral ini.

“Hal ini lantaran peraturan tersebut merupakan kewenangan pemerintah pusat. Dan di daerah (Babel-red) hanya bisa mengatur Perda di sektor hilir yang lainnya misalnya koperasi dan hilirisasi lainnya,” kata Safrizal,  di Gedung DPRD Babel, Senin (18/3/2024).

Diakuinya, jika sektor pertambangan di Babel menurun, terutama sektor pertambangan ilegal, sementara yang legal tetap berjalan seperti biasanya.

“Oleh karenanya hari ini ada inisiasi dalam rangka memanfaatkan kuasa penambangan (KP) timah agar bisa kerjakan oleh koperasi. Ini sudah dibicarakan dan agak lama diskusi dengan Kajati dalam menemukan model dan format, kita tidak menyalahi peraturan perundang-undangan tapi kita bisa melibatkan masyarakat dalam usaha tambang, dan lingkungan terjaga,” jelasnya.

Namun demikian, pemanfaatan KP timah dikerjakan oleh koperasi atau pertambangan rakyat ini belum rampung atau belum duduk sepenuhnya, sebab masih sosialisasi dan penelitian konsep.

“Mohon bersabar, sehingga duduk semuanya, kemudian konsep pertambangan rakyat segera kita kerjakan. Pemerintah nasional konsen memikirkan kan ini, karena kita cukup terdampak ini,” katanya.

Dirinya menyebutkan, LKPJ tahun 2023 ini belum terasa betul terutama pertumbuhan ekonomi, dan jika di bulan Juni belum ada tindakan, maka dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi kita bisa terus turun.

“Dan kalau sektor pertambangan mineral ini belum kita kerjakan maka kita harus tumbuh di sektor lain terutama di sektor perikanan dan pertanian. Oleh karenanya sambil menunggu penyelesaian konsep sektor pertambangan ini, kami terus menggerakkan di sektor tersebut,” ungkapnya.

Untuk itu, Safrizal mengimbau kepada masyarakat untuk bentuk kelompok tani, terutama masyarakat yang selama ini bekerja sebagai di tambang.

“Kita meminta kepada masyarakat untuk segera beralih ke sektor pertanian dan kita siap untuk fasilitasi, sehingga tidak ada masyarakat yang berhenti bekerja,” tutupnya.(chu)