Tak Terawat, Kondisi Wilhelmina Park Retak hingga Penuh Sampah

PANGKALPINANG, LASPELA – Taman Sari atau juga Wilhelmina Park merupakan salah satu taman yang berada di Pusat Kota Pangkalpinang. Taman ini terdapat fasilitas umum untuk berolahraga dengan tatanan taman yang indah, serta ada pula Gedung Dekranasda di dekatnya.

Namun sayangnya, pada sisi belakang Taman Sari sudah tidak terawat, banyak sampah, tanah yang tidak rata dan ambles, serta tulisan I Love PGK yang kusam dan tulisan The City of Victory banyak yang copot.

Tak hanya itu, bau pesing juga tercium pada tangga dan turunan di dekat tempat seperti theater. Hal ini sangat  disayangkan.

Rini salah satu warga Pangkalpinang yang kebetulan sedang bersantai di lokasi tersebut mengeluhkan kondisi taman tak terawat.

“Pernah lewat turunan untuk sepeda itu, memang bau pesing lewat situ. Sangat disayangkan padahal lihat di internet pemandangannya sangat bersih,” katanya, Selasa (20/2/2024).

Rini mengaku, Taman Sari mempunyai nuansa asri yang sejuk, sayang sekali kalau tidak dirawat maksimal. “Orang yang datang juga tidak banyak, mungkin Pemerintah atau pihak terkait bisa memaksimalkan lagi lah untuk taman ini biar lebih indah lagi,” ujarnya.

Sementara itu, Widodo merupakan warga Sumberjo mengatakan jika tidak tahu fungsi dari bangunan ala-ala Theater yang saat ini bahkan tidak tersentuh. “Jarang ada buat kegiatan disitu, malah kalau malam banyak orang pacaran di situ. Seringnya kan kegiatan ini ada di tengah ini,” ujarnya.

Ia berharap ke depan theater itu bisa dibenahi, karena sayang fasilitas sebagus itu tidak jelas kegunaannya. Selain itu banyak kenangan masa kecil di Taman Sari, banyak kegiatan yang dulunya berlangsung mengingatkan masa kecil.

“Dulu di sini banyak bazar, pameran, pas pulang sekolah juga sering mampir kesini, untuk main dan nyari biji saga,” katanya.

Sementara itu Tugu bernama “Pergerakan Kemerdekaan” yang diresmikan langsung oleh Moh. Hatta pun berada di Taman Sari.
Yang menceritakan tentang surat kuasa penyerahan ibukota Republik Indonesia dari Ir Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada Juni 1949. (dnd)