Sepi Pengunjung, Destar Point Gagal Jadi Pusat Keramaian

PANGKALPINANG, LASPELA – Pemerintah Kota Pangkalpinang gagal menjadikan Destar Point sebagai pusat keramaian, tak semua petak rumah toko (ruko) dihuni oleh pedagang, hanya beberapa saja hang terisi.

Lokasi yang kurang strategis diduga menjadi penyebab sepinya pengunjung di Destar Point, berada bukan dj tengah kota, dan jarang dilewati oleh masyarakat dari berbagai daerah, hanya lintasan dari arah Jalan Soekarno-Hatta atau Jalan Koba.

Kepala Diskopdag dan UMKM Kota Pangkalpinang, Andika Saputra mengaku kehabisan akal untuk mengupayakan Destar Point agar berjalan sesuai rencana.

“Untuk Destar Point, jadi kami sudah sangat berupaya maksimal beberapa event baik itu dari dana APBD Kota Pangkalpinang, maupun pihak-pihak teman-teman organisasi apapun kepemudaan dan segala macamnya, tetapi memang tidak juga menarik minta masyarakat,” katanya, Sabtu (3/2/2024).

Andika mengaku ia tidak tahu, kenapa Destar Point bukan menjadi tempat pilihan para pelaku UMKM untuk berada di sana.

“Fasilitas lengkap kemudian kebutuhan tidak lagi kami repotkan berkenaan dengan listrik, air, bahkan kami gratiskan, siapa yang mau berdagang di sana kami gratiskan, selama yang berjualan itu sesuai dengan yang menjadi kebutuhan-kebutuhan kita,” tuturnya.

Ia mengaku, memang pelaku UMKM yang berada di sana mengaku tidak betah, dengan alasan tidak adanya pembeli yang masuk, sementara operasional terus berjalan.

“Satu ada dua bulan mereka tempati, sudah keluar lagi, masuk pengganti satu atau dua bulan keluar lagi, sehingga memang akhirnya begitu-begitu saja,” tuturnya.

Berbagai event juga, seperti festival musik dan lainnya juga sempat dihadirkan, namun hanya bertahan satu atau dua hari, setelah itu sepi lagi.

“Kedepan kami akan mengupayakan agar brand-brand Nasional masuk,” imbuh Andika.

Andika menduga, yang menjadi alasan karena struktur jalan serta jalur cepat, sehingga banyak masyarakat yang sudah lewat tidak mau mutar balik dan akhirnya tidak jadi mampir.

“Jalan ini juga jalan nasional, lalu trotoar punya provinsi, dan memang untuk struktur jalan yang miring juga menjadi salah satu alasan,” pungkasnya. (dnd)