Karyawan RSBT Sungailiat Datangi DPRD Babel, Keluhkan Soal Hak dan Manajemen

PANGKALPINANG, LASPELA – Terkait dengan mutasi karyawan yang dilakukan secara besar-besaran di Rumah Sakit Bhakti Timah (RSBT) Sungailiat, karyawan RSBT Sungailiat, Kabupaten Bangka mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (DPRD Babel) untuk meminta bantuan.

“Hari ini kami meminta bantuan kepada DPRD Babel, karena beberapa proses yang kami lakukan tidak mendapatkan jawaban dari pihak manajemen PT. BTM,” kata  Koordinator Karyawan RSBT Sungailiat, Reysa Putri Pratiwi, Selasa (9/1/2024).

Dia menyebutkan, pihak manajemen PT. BTM tidak melakukan perombakan manajemen RSBT Sungailiat yang diduga terlibat dalam kasus fraud yang membuat BPJS Kesehatan memutuskan kerja sama dengan RSBT Sungailiat.

“Sejak menjadi bagian dari PT. BTM, karyawan RSBT Sungailiat mengalami pengurangan penghasilan berupa penurunan insentif, penurunan tunjangan jabatan, penghapusan beberapa tunjangan, uang lembur yang tidak dibayarkan, dengan alasan perusahaan mengalami defisit, namun gaji karyawan di BTM di kantor pusat sangat besar dari gaji karyawan di RSBT Sungailiat,” bebernya.

Maka itu, pihaknya juga menilai manajemen RSBT Sungailiat tidak sehat dan tidak profesional, talent manajemen tidak berjalan dan hanya dijabat oleh orang itu-itu saja, serta terkesan membentuk kubu-kubu eksklusif yang membuat kecemburuan diantara karyawan.

“Buktinya sampai saat ini tuntutan hak kami tidak dipenuhi, pihak manajemen tidak bisa membeberkan proses seleksi mutasi, tidak memberikan keterangan yang jelas mengenai hak dan tanggung jawab saat mutasi, sampai tidak ada kepastian batas waktu mutasi,” tegasnya.

Sebelumnya, Resya menyampaikan bahwa karyawan sudah mengerti kondisi perusahaan setelah diputus kerjasama oleh BPJS Kesehatan.

“Kami sangat memahami ketika perusahaan ingin melakukan efisiensi Sumber daya manusia di RSBT Sungailiat sejak sekitar bulan Oktober 2023 lalu,” ucapnya.

“Dan kami juga sudah tau akan ada mutasi besar-besaran di RSBT Sungailiat, hanya saja kami tidak memahami metode seleksi mutasi yang dilakukan manajemen RSBT Sungailiat dalam menentukan nama-nama karyawan yang akan dimutasi,” ungkapnya.

Maka itu, Reysa menilai adanya sistem dilakukan dengan cara yang tidak sehat, atau kami menduga terjadi aroma like dan dislike dalam menetapkan nama-nama karyawan, bahkan lobi-lobi sangat kental untuk orang-orang tertentu.

“Kami berharap dalam Rapat Dengar Pendapat di DPRD Babel ini kami mendapatkan solusi atas polemik yang terjadi selama ini di RSBT Sungailiat,” tutupnya.(chu)