PANGKALPINANG, LASPELA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyebutkan dari hasil pemetaan, ada 33 titik lokasi rawan bencana di Babel.
“Dari 33 titik lokasi rawan bencana di Babel ini yang paling banyak itu di Kota Pangkalpinang karena ada sembilan titik dan kabupaten Bangka barat ada lima titik lokasi di Kampung Ulu yang rawan banjir,” kata Kepala BPBD Babel, Mikron Antariksa, Senin (8/1/2024).
“Untuk kabupaten lainnya ada Bangka Tengah empat lokasi, Belitung tiga lokasi, Belitung timur ada tiga lokasi, Bangka Selatan lima lokasi dan Kabupaten Bangka juga ada empat titik lokasi yang rawan banjir,” sambung Mikron.
Namun terkait cuaca seperti banjir yang paling dominan ini, potensi bencana di Bangka Belitung masih hydrometrologi.
“Selain banjir, cuaca ekstrem juga dominan jadi penyebab bencana di Babel karena masuk daerah kepulauan yang tanpa diduga suatu waktu cuaca bisa berubah sehingga menyebabkan hujan deras, petir dan tanah longsor di daerah pertambangan,” jelasnya.
Lanjut Mikron, untuk cuaca ekstrem lainnya seperti abrasi pantai, ombak besar, angin, bencana itu yang selama ini menerpa Babel selain banjir.
Menanggapi itu semua, tentu pihaknya menyiapkan langkah antisipasi yakni menyiagakan perlengkapan, personil, logistik dan peralatan agar selalu dalam keadaan siap. Dan yang paling penting adalah sinergitas antar instansi dan para relawan yang akan turun.
“Perkiraan dari BMKG, Februari nanti puncak musim hujan dan akan berlangsung hingga April. Menghadapi cuaca sekarang kesehatan yang harus kita jaga karena covid juga sudah mulai merebak lagi sehingga kesehatan itu yang penting,” imbaunya.
Menurut Mikron, kesiapsiagaan dari masyarakat dalam menghadapi bencana itu mulai baik dan mereka paham akan ancaman bahayanya seperti apa. Banyak sosialisasi yang BPBD Babel laksanakan seperti KIE di kabupaten/kota.
Masyarakat juga diberi pemahaman jika ada bencana mereka bahu membahu bersama aparat TNI Polri untuk turun lapangan. Ini artinya masyarakat sudah siap siaga menghadapi bencana sehingga kejadian itu tidak ada korban jiwa, hanya kerugian material saja.
“Di sosialisasi itu kita minta masyarakat menyadari jika ada petir jangan berteduh dibawah pohon, cepatlah masuk kerumah. Hal-hal seperti itu yang kita sosialisasikan ke masyarakat,” tutupnya.(chu)