Hasil Rapat Pleno Terbuka PWI Basel Munculkan Nama Pengurus Baru

TOBOALI, LASPELA – Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Bangka Selatan (PWI Basel) melaksanakan Rapat Pleno terbuka di Aula Kantor Kecamatan Toboali, Bangka Selatan, Kamis (21/12/2023) petang.

Rapat pleno yang dilaksanakan PWI Basel tersebut juga dihadiri langsung oleh Ketua PWI Basel Dedy Irawan, Sekretaris PWI Bangka Belitung Fachrudin, dan Ketua Bidang Organisasi PWI Bangka Belitung Mat Doni.

Dari hasil rapat pleno tersebut Wakil Ketua 1 diemban oleh Hatomi dan posisi Sekretaris PWI Basel diduduki Nopranda Putra, dan Wakilnya Sekretaris Riki Saputra serta Bendahara diisi Neneng Azizah dan Wakilnya Yudi Harianto.

Tak hanya sampai di situ, posisi Koordinator Bidang Organisasi diisi Try Sutrisno dengan satu anggota yakni Dolly Saputra sedangkan Koordinator Bidang Pendidikan Ilham Febry Kurniawan serta Koordinator Litbang, Leo Nurizam dan anggota Suwandika Ananto.
Sedangkan kedudukan Ketua Siwo diambil alih oleh Andrean Saut Sihardo, Sekretaris Angga Fitriansah, dengan orang anggota yakni Tomi.

Saat pembukaan rapat pleno, Ketua PWI Basel Dedi Irawan, mengucapkan terima kasih atas kekompakan para pengurus PWI yang baru terbentuk. Ia menyebutkan rapat pleno terbuka ini bertujuan untuk mengisi beberapa kekosongan anggota yang ditinggalkan.

“Terima kasih atas kehadirannya, semoga dengan rapat pleno ini merupakan langkah awal dalam menindaklanjuti kekosongan jabatan di organisasi PWI Basel,” ucapnya.

Menurut Dedy, dengan adanya kekosongan pengurus dinilai akan menghambat roda organisasi profesi PWI Basel.

“Sebab dengan adanya kekosongan dari beberapa jabatan tersebut pastinya akan menghambat program kerja pada tahun 2024 mendatang. Karena tahun depan PWI Basel akan ada banyak kegiatan yang kita lakukan di daerah Basel,” ujar Dedy.

Tak hanya itu, ia pun berharap setelah ini, tidak ada lagi istilah kubu-kubu atau mengkotak kotakan anggota dalam organisasi PWI Basel.

“Menurut saya, hal demikian agar diluruskan demi organisasi besar kewartawanan dapat mejadi panutan sebagai organisasi profesi tertua di Indonesia. Jadi tidak ada mengkotak kotakkan wartawan di Basel, harus tujuan yang sama dengan kebaikan bersama,” harapnya.

Sementara, Sekretaris PWI Babel Fachrudin juga mengatakan bahwa wartawan adalah sebagai pembawa pesan langit atau kebenaran, karena melalui profesi ini mampu menyampaikan informasi atas kebenaran yang terjadi di lapangan.

“Perlu kita ketahui bersama, kenapa ada PWI, dan memilih PWI. PWI bukan organisasi belakangan tumbuh, karena begitu banyak jasa perjuangan dalam pembentukannya,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa, PWI merupakan organisasi besar dan telah dibangun secara berdarah-darah sebelumnya oleh pendahulu. Organisasi PWI di negara ini telah berdiri dan terbentuk sejak 1946, setahun setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan Presiden Soekarno dan jauh sebelumnya PWI sudah berdiri di masa penjajahan asing yang pada saat itu bernama Persatuan Wartawan Nusantara (PWN).

“Oleh karena itu, kita mau merapikan rumah atau PWI di Basel ini, kalau sudah rusak kita perbaiki agar dijaga bersama sama, kalau ada konflik kita selesaikan secara musyawarah mufakat, memang kita tidak sempurna namun bisa diselesaikan secara profesional agar tujuan dari organisasi kita dapat tercapai,” tandas Fachrudin. (pra)