SUNGAILIAT, LASPELA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bangka mengelar kegiatan Evaluasi dan Rakor Percepatan Penurunan Stunting, di Resto & Cafe La Mary’s Hotel Pesona Bay, Sungailiat.
Asisten Pemerintahan dan Kesejaheraan Rakyat Setda Bangka, Muhammad Jumani mengatakan, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 prevelensi Stunting nasional sebesar 24,4 persen turun menjadi 21,6 persen pada 2022.
Namun angka stunting ini masih tinggi bila dibanding target
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024 sebesar 14 persen.
“Sedangkan di Kabupaten Bangka, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia tahun 2021 menyatakan prevalensi Stunting pada balita sebesar 17,5 persen. Dan menurun sebesar 16,2 persen pada 2022,” kata Jumani, Selasa (12/12/2023).
Sementara itu, berdasarkan hasil Survelensi Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) prevelensi Stunting di Kabupaten Bangka pada 2022 sebesar 1,34 persen dan turun menjadi 1,27 pada Febuari 2023.
Jumani berharap melalui rapat koordinasi ini akan disampaikan hasil intervensi dan juga evaluasi terhadap permasalahan dan kasus Stunting yang masih ada.
Sementara itu, Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bangka, Nurita mengatakan, ada delapan aksi integrasi yang terlaksana dalam melakukan percepatan penurunan angka stunting, diantaranya analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, Perbup tentang peran desa, pembinaan KPM, sistem manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting, dan review kinerja tahunan.
Nurita berharap dengan melaksanakan koordinasi, konvergensi, dan perencanaan dalam percepatan penurunan stunting tercapai pelaksanaan delapan aksi konvergensi, data capaian indikator cakupan layanan.
“Sehingga nantinya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas layanan kesehatan,” tukasnya. (mah)