PANGKALPINANG, LASPELA — Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Mikron Antariksa menyebutkan, potensi bencana yang terjadi di Provinsi Babel masih terkait dengan hidrometrologi.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
“Potensi bencana terkait cuaca seperti banjir yang paling dominan karena ada 33 titik lokasi yang sering terjadi kebanjiran di Babel,” kata Mikron, Senin (12/12/2023).
“Dari 33 titik lokasi rawan banjir tersebut, Kota Pangkalpinang paling rawan karena ada 9 lokasi. Kabupaten Bangka Barat juga ada 5 titik lokasi di Kampung Ulu yang rawan banjir,” tambahnya.
Sedangkan lanjut Mikron, kabupaten lainnya ada Bangka Tengah 4 lokasi, Belitung 3 lokasi, Belitung Timur ada 3 lokasi, Bangka Selatan 5 lokasi dan Kabupaten Bangka juga ada 4 titik lokasi yang rawan banjir.
Selain banjir, cuaca ekstrem juga dominan jadi penyebab bencana di Babel karena Babel masuk daerah Kepulauan yang tanpa diduga suatu waktu cuaca bisa berubah sehingga menyebabkan hujan deras, petir dan tanah longsor di daerah pertambangan.
Pihaknya juga mengantisipasi dan memetakan potensi bencana lain yang mengintai diakibatkan cuaca ekstrem seperti abrasi pantai, ombak besar, angin, bencana itu yang selama ini menerpa Babel selain banjir.
“Meski demikian alhamdulillah belum ada bencana yang tidak selesai kita tangani, semuanya selesai kita tangani dengan koordinasi bersama pihak terkait,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi penanggulangan bencana ini, pihaknya menggelar rapat koordinasi dan kesiapsiagaan seluruh komponen terkait dalam menghadapi bencana ke depan.
“Maka itu kita menggandeng para instansi terkait, anggota TNI dan Polri juga menyampaikan kesiapsiagaan mereka menghadapi bencana di tahun 2024 ini, karena saat ini kita sudah memasuki musim hujan,” demikian Mikron.(chu)