PANGKALPINANG, LASPELA – Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Pinang Raya di Desa Pinang Sebatang panen ikan air tawar, Kamis (7/12/2023).
Pokdakan Pinang Raya berlokasi di Kecamatan Simpang Katis Kabupaten Bangka Tengah ini berhasil menyulap kurang lebih 200 kolam ikan untuk siap panen.
Dalam kesempatan ini, Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Faturachman mengatakan
Pokdakan Pinang Raya merupakan kelompok yang mendapat dukungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (BI Babel) dalam pengolahan pakan mandiri dan pembibitan.
“Kelompok ini telah mendapatkan Sertifikat Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB) dan Sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dari Kemenkomarves,” ujarnya kepada awak media.
Menurutnya, Bangka Tengah juga memang dikenal penghasil air tawar terbesar di Bangka, jadi dengan melimpahnya ikan air tawar ini bisa menjadi substitusi dari ikan laut yang kerap menjadi penyumbang inflasi.
“Untuk itu kita terus mendorong budidaya ikan air tawar ini agar bisa menjadi pengganti ikan air laut.
Karena ikan laut kerap menjadi penyumbang angka inflasi di Bangka Belitung setiap bulannya,” ucapnya.
Secara historis, ikan air laut selama ini kerap menjadi salah satu penyumbang inflasi Bangka Belitung.
Total ikan yang dipanen di Pokdakan Pinang Raya ini sebanyak 1,7 ton yang terdiri dari 1,2 ton ikan nila dan 0,5 ton ikan bawal. Bangka Tengah merupakan produsen ikan air tawar.
Lanjutnya, dukungan Bank Indonesia terhadap budidaya ikan air tawar diharapkan dapat meningkatkan subtitusi konsumsi masyarakat dari ikan air laut ke ikan air tawar.
“Kami sudah melakukan survey, masyarakat Bangka Belitung itu tetap memilih ikan air tawar sebagai sumber protein yang dibutuhkan untuk makanan sehari-hari, tidak hanya ikan laut,” cetusnya.
Selain itu, Faturachman menyampaikan bahwa pihaknya juga memberikan bantuan pengering pakan mandiri agar lebih mempermudah para Pokdakan dalam membudidaya ikan air tawar.
“Kami memberikan bantuan alat pakan, bagaimana pakan itu bisa diproduksi secara mandiri, sehingga kita tidak tergantung dengan pabrikan. Tentunya bisa menekan pengeluaran Pokdakan jadi hasil yang didapatkan lebih banyak,” jelasnya.
Dia menambahkan, ke depan, Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Pemerintah Daerah, dan mitra strategis lainnya dalam memperkuat inovasi-inovasi program ketahanan pangan sehingga produksi pangan lokal terus meningkat.
“Melalui program tersebut, Bank Indonesia dan TPID berharap angka inflasi tahun 2023 tetap berada dalam sasaran target nasional yaitu sebesar 3+1 persen (yoy),” tutupnya.(chu/*)