Program BPBL Sinergi Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR RI, Terangi Seribu Rumah di Babel

BANGKA, LASPELA — Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersinergi dengan Komisi VII DPR RI membantu 1.000 rumah tangga tidak mampu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) tahun 2023. Dari 1.000 target rumah tangga tersebut, semua sudah menyala 100%.

Hal ini disampaikan oleh Koordinator Standardisasi Ketenagalistrikan Hanat Hamidi pada Peresmian dan Penyalaan Pertama Program BPBL di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (17/11/2023).

“Karena alasan faktor keamanan, dengan masih adanya rumah tangga yang masih menyambung dengan rumah tangga lainnya, maka melalui program BPBL ini memastikan satu rumah mendapat satu sambungan.” ucap Hanat.

Anggota Komisi VII RI Bambang Patijaya mengapresiasi program BPBL. “Kami berharap tahun depan masih ada program seperti  ini, karena manfaatnya sangat dirasakan sekali oleh masyarakat,” ujarnya.

VP Perencanaan Strategi Pengembangan Produk Niaga PLN Ahmad Syauki menyampaikan pbahwa program BPBL menjadi bukti komitmen PLN memberikan kontribusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tidak mampu untuk kehidupan yang lebih baik.

“Melalui mandat Instruksi Presiden No. 4/2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim, program BPBL menyiapkan ketercukupan energi dan elektrifikasi bagi warga miskin,” ucap Syauki.

Sementara itu, Pj Bupati Bangka Muhammad Haris mengatakan bahwa bantuan listrik ini agar dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan berharap bantuan ini dapat berkelanjutan dimasa datang.

“Ini juga membantu masyarakat kami dalam rangka meningkatkan kualitas SDM yang ada di wilayah Kabupaten Bangka,” ujar Haris.

Salah satu penerima manfaat program BPBL di Desa Kimak, Samsudin (49 tahun) menyatakan bahwa selama ini dia menyambung listrik dari saudaranya yang berdekatan dengan rumahnya. Penggunaan untuk 1 lampu depan rumah, TV dan kulkas, harus mengeluarkan biaya sebesar 30 ribu rupiah per bulannya. Kini rumahnya  mendapat tambahan menjadi 3 lampu penerangan dari sambungan BPBL.

Penerima manfaat lainnya Aci seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun memancarkan raut kebahagiaan atas sambungan BPBL dari pemerintah. Betapa tidak, karena selama ibu rumahnya memang sama sekali belum berlistrik.

“Selama ini kami hanya mengandalkan 2 sintar (semacam lampu emergency) dan lilin untuk kamar dan ruang belakang saja. ini sudah berlangsung selama 4 tahun,” ujar ibu 3 orang anak.

Lampu itu di-charge di rumah mertua yang letaknya di seberang rumah, yang memang sulit untuk menyambung listrik, ditambah lagi  penghasilan suaminya hanya sebagai buruh penyadap karet milik orang lain.

“Sekarang kami memiliki listrik, jadi anak kami bersekolah di SMP, bisa belajar dengan nyaman dari lampu yang telah terpasang ini,” ungkap Aci. (rell)