Ternyata Ini Indikator Basel Bisa Terima Penghargaan dan Insentif Rp 11,8 M dari Kemendagri dan Kemenkeu

JAKARTA, LASPELA – Penghargaan dan penerimaan anggaran insentif senilai Rp11.831.043.000 atau Rp11,8 miliar ke Kabupaten Bangka Selatan (Basel), karena dinilai mampu mengendalikan inflasi dari Kemendagri dan Kemenkeu telah disusun dan terprogram secara sistematis dalam pengendalian inflasi.

Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid mengatakan berbagai program pengendalian inflasi yang sudah pihaknya lakukan dalam pengendalian inflasi.

“Antara lain gerakan memanfaatkan pekarangan untuk budidaya cabai dan sayuran, bazar sembako bersubsidi yang rutin saat kegiatan Aik Bakung, operasi pasar Disperindag, subsidi ongkir produk UKM, bantuan UKM dan termasuk menjaga suplai stok barang kebutuhan masyarakat, terutama pada momen hari hari besar,” kata Riza usai menerima penghargaan di Gedung Shasana Bhakti Praja Kemendagri, Senin (6/11/2023).

Menurut Riza, atas keberhasilan kegiatan tersebut, Pemkab Basel mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, diantaranya Kemendagri dan Kemenkeu.

“Alhamdulillah, hari ini kita kembali mendapatkan apresiasi dan penghargaan oleh Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Keuangan. Atas kinerja ini, Bangka Selatan tambahan insentif anggaran sebesar Rp11,8 miliar oleh Kementerian Keuangan,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, jajarannya juga melakukan sosialisasi belanja cerdas menjelang hari besar keagamaan.

“Kita juga melakukan sosialisasi belanja cerdas kepada masyarakat agar tidak melakukan aksi borong menjelang hari raya dan alhamdulillah keseluruhan kegiatan tersebut berjalan cukup efektif,” sebutnya.

Ia menjelaskan, apresiasi dan penghargaan yang diterima ini hasil kerja sama dan kolaborasi yang apik di setiap instansi dan Stakeholder.

“Kinerja ini tentu merupakan hasil kolaborasi semua pihak terkait. Oleh karena itu, apresiasi dan penghargaan ini juga saya dedikasikan untuk semua pihak,” ucapnya.

Ia menjelaskan, pengendalian inflasi daerah merupakan salah satu program strategis yang secara berkelanjutan diterapkan dan dievaluasi.

“Ini penting karena inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan masyarakat tergerus,” terangnya. (pra)