Deteksi Dini Risiko Anak Lahir Stunting, Catin Wajib Isi Elsimil

PANGKALPINANG, LASPELA – Pemerintah terus berupaya menekan angka kelahiran anak stunting, bahkan mulai dari calon pengantin (catin) yang akan menikah pun sejak dini harus mendapatkan edukasi dan informasi mengenai stunting dan cara mengurangi risiko stunting.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bangka Belitung (Babel), Irzal menyebutkan, tiga bulan sebelum menikah, catin ini harus mengisi data diri di aplikasi yang bisa diunduh di play store Elektronik Siap Nikah, Siap Hamil (Elsimil).

“Calon pengantin wanita akan mengisi data dirinya, dimana ini untuk percepatam penurunan angka stunting, semacam screening awal kesehatan, siap nggak dia hamil,” ujar Irzal, Rabu (1/11/2023).

Dalam aplikasi tersebut, ada beberapa data yang harus diisi catin perempuan terkait data Hemoglobin (hb),  karena berkaitan dengan kondisi kesehatan apakah dia kekurangan darah atau tidak.

“Karena pengantin dia akan merencanakan kehamilan, sebelum hamil dia harus mempunyai kesehatan diri yang baik,” tuturnya.

Data selanjutnya, ukuran lengan atas minimal ukuran lengan calon pengantin perempuan ialah 23,5 cm, kemudian mengisi data berat badan dan tingginya.

“Kapan dia memeriksa kesehatannya, waktu idealnya adalah 3 bulan sebelum pernikahan, sehingga mereka dapat men-screening kesehatannya sendiri,” sebut Irzal.

Setelah dinyatakan sehat dari data yang diisi, catin mendapatkan sertifikat siap nikah. Namun, ia menegaskan bukan berarti BKKBN melarang orang untuk menikah, atau jika hasil screening tidak sehat dilarang menikah. Tetapi deteksi kesehatan ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk risiko kelahiran anak stunting.

“Kenapa berjarak 3 bulan, karena apabila hasil pemeriksaannya salah satu indikator itu ada di pengantin wanita, misalnya Hb nya rendah,  itu mereka dapat memperbaiki dan mempersiapkan diri dengan mengkonsumi makanan bergizi agar kesehatannya normal kembali,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, alasan calon pengantin wanita harus mengikuti Esimil ialah karena 80 persen pengantin wanita ingin hamil dan punya anak. “Untuk itu perlu mengetahui kesehatan calon ibu, agar melahirkan anak yang sehat dan berkualitas,” tuturnya.

Tak hanya catin perempuan, untuk laki-laki juga mengisi data di Elsimil, meskipun hanya satu pertanyaan yang dijawab, yakni merokok atau tidak.

BKKBN juga sudah bekerjasama dengan Kementerian Agama agar catin yang mendaftarkan ke Kantor Urusan Agama (KUA) dapat mengisi Elsimil tersebut.

“Ini bukan melarang orang menikah, tapi deteksi dini kesehatan. Kalau hasilnya belum maksimal ya bisa menikah, hanya saja untuk kehamilan ditunda dulu persiapkan dulu kesehatannya dengan baik agar nanti anak yang dilahirkan juga sehat dan berkualitas,” pungkasnya. (dnd)