Cegah Kehamilan setelah Melahirkan, BKKBN Sediakan Pil KB Aman bagi Busui

* Tak Pengaruhi Kualitas ASI

PANGKALPINANG, LASPELA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberikan kemudahan bagi ibu menyusui untuk tetap menjadi peserta aktif Keluarga Berencana (KB) dengan menyediakan pil KB progestin.

Pil KB yang akan dikonsumsi untuk ibu menyusui dan tidak mempengaruhi kualitas Air Susu Ibu (ASI) ini merupakan salah satu strategi untuk mendapatkan calon akseptor pasca persalinan bagi ibu hamil dan agar jangan sampai terputus dalam ber-KB.

“Hal ini dikarenakan untuk di Babel tingkat kesadaran menggunakan alat kontrasepsi bagi ibu pasca melahirkan masih rendah. Tetapi setelah tiga bulan melahirkan mereka datang ke puskesmas kesehatan mencari alat kontrasepsi untuk KB,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Muhammad Irzal.

Oleh karenanya, BKKBN memberikan suatu inovasi untuk ibu pasca persalinan, yang mana bisa menggunakan pil menyusui atau pil KB progestin yang aman bagi ibu menyusui guna mendukung pemberian ASI eksklusif dan mencegah terjadinya kekerdilan (stunting) pada anak.

“Dalam pil isinya hanya progesteron. InsyaAllah  tidak menghambat air susu ibu, jadi begitu ibu selesai nifasnya, maka bisa konsumsi pil ini justru air susunya akan jauh lebih baik,” ucapnya.

Irzal menyebutkan, dengan menyusui, ibu dapat menghasilkan ASI dalam jumlah yang banyak sehingga pemberian nutrisi pada bayi berjalan dengan optimal.

Hal itu disebabkan karena pada saat menyusui, bayi melakukan sebuah injeksi atau penyedotan air susu dari puting pada payudara ibu secara langsung. Proses injeksi itu, kemudian membuat otak bekerja dan menghasilkan dua hormon yakni prolaktin dan oksitosin.

Menurutnya, hormon prolaktin membantu ibu menghasilkan air susu dalam jumlah yang banyak, sedangkan oksitosin akan memperlancar keluarnya ASI yang sudah diproduksi oleh ibu sebelumnya.

“Kalau menyusui, itu memang bermanfaat besar. Karena dengan menyusui, kita itu otomatis juga ber-KB secara alami,” ungkapnya.

Selain bermanfaat bagi ibu, dengan menyusui dapat melindungi bayi memiliki bakat stunting dan kaya akan berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi, khususnya dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Apabila ibu tidak rajin memberikan susu, maka kedua hormon tersebut tak dapat terbentuk. Akibatnya, bayi akan kekurangan gizi karena air susu ibu yang ikut berhenti diproduksi,” tuturnya.

Dia berharap melalui rajinnya ibu yang menyusui, tidak akan ada lagi anak yang terlahir menjadi stunting. Sehingga penerus bangsa dapat tumbuh tinggi dan cerdas dengan optimal tanpa rentan terkena penyakit.

“Stunting adalah anak yang terlantar gizinya. Harusnya dia berbakat jadi tinggi dan cerdas. Tapi akibat orang tuanya, lingkungannya maka akhirnya dia menjadi dirugikan,” terangnya.

Dikatakan Irzal, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui Pil KB progestin.

“Kita selalu sosialisasikan ini kepada masyarakat melalui spanduk, dalam bentuk ditplat maupun sosialisasi melalui pertemuan langsung. Dan juga kepada kader-kader, PLKB kita sampaikan,” urainya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada kader-kader, PLKB untuk mensosialisasikan kepada ibu hamil sebelum pasca melahirkan.

“Jadi sebelum melahirkan sudah tahu informasinya bahwa ada beberapa jenis alat kontrasepsi, sehingga ibu-ibu hamil ini sudah tahu pilihan yang mana untuk ber KB,” imbuhnya.

Irzal menambahkan, untuk pencapaian peserta KB MKJP target di tahun 2023 sebesar  54 persen tapi baru tercapai 43 persen.

“Tapi Alhamdulillah berdasarkan data sampai September peserta KB kita sudah di angka 74,76 persen,” tutupnya.(chu)