Guru TK di Pangkalpinang Jadi Korban Bullying Rekan Seprofesi, dari Kekerasan Verbal hingga Fisik

* Korban Mengaku Trauma Tiap Pergi Mengajar

Foto: Korban, Ria Wahyuni (jilbab hitam memegang map kuning) saat berada di ruang pertemuan Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Kamis (19/10/2023).

PANGKALPINANG, LASPELA – Tenaga pengajar yang semestinya memberikan contoh baik kepada murid dan masyarakat ternyata memberikan contoh sebaliknya, menjadi pelaku perundungan (bullying).  Hal yang tak seharusnya terjadi itu dilakukan oleh oknum guru di Taman Kanak-Kanak (TK) di Kota Pangkalpinang, bernama Julian (40). Ia diduga melakukan kekerasan verbal hingga fisik kepada rekan satu sekolah dengannya bernama Ria Wahyuni, guru dengan status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Korban mengaku kerap mendapatkan umpatan kasar dari pelaku bahkan sudah terjadi cukup lama. Ia juga mengaku trauma setiap pergi ke sekolah karena takut mendapatkan perundungan dari pelaku.

Ria mengajak sudah sejak 2016, bullying yang ia terima pun berlangsung dari awal
dirinya mengajar dengan status honorer sampai sekarang berstatus PPPK.

“Jadi memang dari awal saya itu dibully, dari pertama saya mengajar 2016 sampai sekarang, namun karena hanya secara verbal saya tahan-tahan saja, karena saya mau mengajar dan bekerja, bukan cari musuh,” ujar Ria, saat dimediasi di Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Kamis (19/10/2023).

Puncak pembullyan terjadi kemarin (18/10/2023). Ria menceritakan, awalnya selesai acara perkumpulan di aula sekolah, Ria mengaku dirinya diteriaki untuk tidak memainkan handphone padahal bukan pada jam mengajar, tetapi  karena ia sedang mengirim pesan kepada wali murid, teriakan Julian (pelaku-red) yang juga merupakan tenaga pengajar tidak dihiraukan. Korban kemudian didorong, mirisnya hal itu dilakukan di depan murid-murid.

“Dia teriak dan membentak untuk jangan pegang hp, terus karena tidak saya hiraukan pada saat itu sedang fokus mengirim pesan, lalu dia berteriak mau nampar saya, saya terkejut dan bilang tampar lah kalau mau nampar dan disitulah saya didorongnya dan kejadian itu di depan murid-murid. Lalu dia juga seperti geregetan sama saya,” tuturnya.

Sebelumnya, Ria sudah melaporkan kasus ini ke Polres Pangkalpinang tetapi ia mencabut laporan karena bukti visum pendorongan tidak kuat. “Karena pas kejadian ketika dia mau menampar saya, dilerai sama guru-guru lainnya, sehingga tidak terjadi penamparan dan  bukti visumnya tidak ada, jadi saya mencabut laporan, dan tadi saya mau ke Dinas Pendidikan untuk pengaduan. Namun, pas saya ke sana tidak ada yang memproses, karena pejabatnya sedang keluar,” ujarnya.

“Di sekolah setiap kali saya lewat, dia selalu mengancam ingin menampar saya, menendang saya, gregetan sama saya, mungkin karena saya diam saja dia semakin senang membully saya,  saya sabar karena hanya verbal, tapi kemarin puncaknya dia sudah main fisik sudah tidak tertahankan lagi,” sambung Ria.

Menanggapi kasus ini, kepala sekolah TK tempat keduanya mengajar, Jenny membenarkan kasus pendorongan kemarin benar terjadi, tetapi dirinya tidak tahu persis cerita yang sebenarnya karena waktu kejadian ia tidak berada di tempat.

“Iya (benar-red), saya mau bercerita saja tidak bisa, karena posisinya saya tidak ada di tempat kejadian waktu itu,” ujarnya, saat dihubungi via ponsel.

Jenny mengaku sebagai Kepsek tentu dirinya mempunyai tugas untuk membina bawahannya,  hal itu kembali lagi kepada guru-guru di sekolah.

“Kita kan manusia mempunyai karakter berbeda dan saya tidak setiap hari mau ngedekat takutnya kan terlalu gimana-gimana, kecuali memang melakukan pertemuan ke guru-guru biar selalu kompak,” tuturnya.

“Tentu sebagai rekan kita harus saling dan selalu menghormati, diri kita sendiri harus mencontohkan yang baik,” ujarnya.

Untuk itu ia berharap Ria dan juga Julian dapat berdamai, dan Julian membuat suatu permohonan maaf m, tidak mengulangi dan sebagai koreksi diri.

“Jangan sampai terulang lagi, dan berharap sesama rekan teman jangan terjadi perundungan, saya meminta guru-guru selalu kompak,” pintanya.

Sementara itu Julian menegaskan pada saat melakukan pertemuan untuk audensi yang dilakukan di ruang Pembinaan mengaku jika dirinya tidak membentak Ria, ia hanya menegur.

“Saya tidak membentak, saya hanya menegur agar bu Ria tidak main hp saat jam belajar, saya tidak ada dendam pribadi dengan bu Ria dan kami sudah bermaafan,” katanya.

Pertemuan ini dihadiri Kepala Bidang PAUD dan PNF Effendi, Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Novian Yuspandi Kabid Pembinaan Ketenagakerjaan Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Pengawas TK Kota Pangkalpinang Sarni, dan Penilik Paud Kota Pangkalpinang Sri Hidayati. (dnd