Hadiri Pelantikan dan Upgrading FL2MI, BPJ: Generasi Muda Jangan Menjadi Beban

PANGKALPINANG, LASPELA – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Bambang Patijaya (BPJ) menghadiri pelantikan dan upgrading Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) dengan tema Mewujudkan Legislator Muda yang Berintegrasi dan Berkapabilitas Serta Berkarakter Unggul, Sabtu (14/10/2023).

Dalam sambutannya, pria yang kerap disapa BPJ itu tak memungkiri jika perlu anak-anak muda, lebih utamanya ialah bagaimana dapat mengaselerasikan pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

“Saya mempunyai harapan, di sini pasti adek-adek pernah dengar Indonesia emas generasi emas 2045, sebetulnya generasi emas itu ketika kita mengalami bonus demografi kira-kira pada tahun 2035 sampai 2045 pada saat itu angka tenaga kerja produktif yang ada di Indonesia ialah 275 sampai 280 juta orang, itu adalah orang-orang yang ada pada usia produktif, maka dari tu ketika dia berada di usia produktif dia akan menjadi 2 pilihan, pertama mereka orang-orang yang punya kapasitas punya produktifitas dan kedua ialah mereka yang menjadi beban,” bebernya.

Ia menegaskan, generasi kelak akan teebagi menjadi dua, anak-anak muda yang mempunyai skill mampu bersaing di era perkembangan yang semakin luar biasa nantinya, dan kedua mereka menjadi beban bahkan menjadi sampah karena tidak terdidik, kurang gizi, tidak tahan begadang, tidak tahan lapar.

“Untuk itu upaya Pemerintah sekarang ialah, memfokuskan kepada penekanan kepada stunting di usia balita, jangan sampai anak-anak balita ini kurang gizi sehingga otaknya kurang berkembang,” ujarnya.

Dengan generasi emas pada 2035 ke atas, diharapkan menjadi modal Indonesia menjadi negara maju. “Untuk itu saya harapkan kepada generasi muda Babel, jangan sampai menjadi beban, tapi jadilah yang dapat ikut bersama memajukan Indonesia,” pesannya.

Tokoh politik nasional itu menyebutkan, Indonesia jika ingin maju yang dibutuhkan itu ialah sumber daya manusia, perindustrian Indonesia yang mempunyai orang-orang yang mampu mengoperasikannya sehingga dapat mendorong pertumbuhan individu.

“Salah satu indeksnya ialah pembangunan manusia, didalam program mahasiswa, pertama persoalan tingkat pendidikan, selain itu ialah income yang per kepala minimal pendapatannya per tahun Rp150 juta atau $10 USD,” ujarnya. (dnd)