TOBOALI, LASPELA – Harga kebutuhan pokok khususnya beras sudah mulai beranjak naik, hal ini disebabkan faktor musim kemarau maupun El Nino yang menyebabkan sawah mengalami kekeringan.
Seperti diketahui, bahwa kenaikan harga beras ini terjadi berdasarkan pantauan di lapangan khususnya beras jenis premium maupun medium.
Plt Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMINDAG) Kabupaten Bangka Selatan (Basel) Anshori mengungkapkan, kenaikan harga beras ini terjadi pada akhir Agustus 2023 lalu, namun harga masih stabil ditingkat pedagang.
“Kenaikan terjadi pada akhir Agustus 2023, tetapi kenaikan tidak signifikan,” katanya, Selasa (10/09/2023).
Ia menyebutkan, kenaikan ini jenis premium dan medium tidak signifikan karena sama seperti awal bulan lalu juga.
Menurutnya, sejak akhir Agustus 2023 rata-rata harga beras mengalami kenaikan sebesar Rp1.000-2.000 per kilogram, misalnya untuk beras premium dijual Rp15.000 per kilogram, yang mana sebelumnya harga beras jenis itu dijual Rp14.000 per kilogram, dan per lima kilogram dihargai Rp75.000.
“Sedangkan harga beras premium naik Rp 2.000 menjadi Rp75.000 per lima kilogram, beras medium naik Rp 5.000 menjadi Rp70.000 per lima kilogram,” terangnya.
Ia mengatakan, penyebab kenaikan harga beras ini karena dipengaruhi harga gabah yang lumayan mahal di tingkat petani, hal ini turut dipengaruhi juga karena banyaknya sawah kekeringan sehingga harga beras juga ikut naik, selain itu ada terdapat petani yang gagal panen dan stok berkurang.
Pihaknya tetap akan melakukan pantauan serta pengawasan agar inflasi tetap terkendali, dengan mendorong distributor agar tetap aman dan harga beras kembali stabil.
“Kita akan berkoordinasi dengan Bulog, agar keluar masuknya beras tetap terjaga harganya dan Pemerintah Provinsi tetap melakukan operasi pasar,” tandasnya. (pra)