Filosofi Tari Sambut Sekuncup Pinang, Menandakan Masyarakat yang Ramah dan Sopan

PANGKALPINANG, LASPELA – Tari Sambut Sekuncup Pinang mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat Pangkalpinang. tarian yang menjadi pembuka pada event-event besar ini mempunyai filosofi yang menggambarkan keramah-tamahan warga Pangkalpinang.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Ratna Purnamasari mengatakan, kuncup mayang pinang yang menggambarkan gadis remaja (miak) yang cantik jelita, menyambut tetamu dengan suka cita dan penuh kegembiraan, oleh para gadis remaja (miak).

“Yang cantik jelita, menandakan masyarakat Pangkalpinang orang-orangnya ramah dan sopan, serta menjunjung adat, hal ini diumpamakan seperti harumnya kuncup mayang pinang yang baru mekar,” ujarnya,  Selasa (12/9/2023).

Tari yang diciptakan oleh Alm. Muchtar Agros Koreografer Sanggar Warisan Budaya dengan Ide gerakan oleh Alm. Ibnu Hajar Emha (Ketua Sanggar Warisan Budaya) dan Pencipta Lirik Alm. Suhaimi Sulaiman (Ketua Dewan Kesenian Pangkalpinang pada periode 2007 hingga 2012, ini menjadi tari tradisional dengan beragam makna.

“Music pengiring tari jenis irama cakter pencipta  NN, terdiri dari dambus , gendang nduk, gendang anak, gong atau tawa’-tawa’,  tamborin,” ujarnya.

Sementara untuk properti tari, ialah bokor berkaki, payung kebesaran, umbul-umbul umbul-umbul ini terbuat dari kertas krip yang dililitkan kelidi kabung yang menyerupai mayang pinang yang sedang mekar, bunga rampai.

“Pakaian diambil dari pengantin Bangka warna merah serta kelengkapan lainnya seperti Paksian, sanggul pandan, kembang cempaka, daun bambu dan lainnya, teratai, pending, anting, kain cual
dan kalung,” bebernya.

Jumlah penari sendiri ialah, dua orang pencak silat, lima penari inti, satu pemayung dan dua orang pemegang umbul-umbul. “Sementara itu, gerakan tari ada dua bagian, gerakan pencak silat sebagai pembuka, gerakan inti tarian Sekuncup Pinang,” tutupnya. (dnd)