Kasus Kematian Anggota Polres Bangka Tengah, Keluarga Menduga Korban Tewas Dihabisi

◾Desak Polisi Ungkap Kasus secara Profesional dan Transparan

BANGKA TENGAH, LASPELA – Penyebab kematian mantan anggota Polisi Polres Bangka Tengah, Valentinus Benny Gunawan (36) alias Valen hingga saat ini masih misterius dan belum menemukan titik terang. Sebelumnya, Valen ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di Kolong Bemban Sot tambang eks PT Koba Tin pada 26 Agustus 2023 lalu.

Ayahanda Valen, Bernadus menduga korban meninggal karena dibunuh dengan cara profesional. Ia mendesak pihak Kepolisian bekerja profesional dan transparan, sehingga penyebab kematian korban bisa benar-benar terungkap.

“Kami masih sabar dan percaya Polisi, tetapi sampai hari ini belum ada kejelasan penyebab dan pelaku kematian anak kami Valen, karena itu kami mendesak polisi bekerja profesional dan transparan, jangan ada hal-hal yang ditutupi,” katanya, Minggu (10/9/2023).

Bernadus mengatakan bahwa tidak terdapat tanda-tanda kekerasan pada saat mayat korban ditemukan. Namun, pihak keluarga berkeyakinan bahwa korban meninggal karena dihabisi dengan cara yang terencana.

“Memang saat korban ditemukan tidak ada tanda kekerasan, tapi kami keluarga mendapat petunjuk,l dan kami akui petunjuk itu tidak bisa dibuktikan secara rasional serta tidak bisa dijadikan alat bukti,” katanya.

Bernadus mengungkapkan, petunjuk yang diyakini pihak keluarga merupakan adat dan budaya leluhur yang memberikan petunjuk bahwa sang korban sedang duduk makan di pondok, makan dengan cabe, dan karena kepedasan, korban meminta air dan diberikan air.

“Dalam petunjuk itu, korban ini duduk di pondok sambil makan dengan cabe, karena kepedasan lalu korban meminta air minum, setelah minum air, korban menjadi lemas kemudian lemas, korban berpikir seorang rekan kerjanya bisa membantu. Ternyata tidak. Lalu korban diangkat dan dibuang ke kolong di belakang pondok oleh orang yang menggunakan topeng. Sempat ada tekanan di leher korban tetapi tidak terlalu kuat sehingga tidak ada bekas,” katanya.

“Sekali lagi petunjuk ini tidak bisa dibuktikan secara rasional tetapi hanya kami yakini sebagai adat dan budaya kami,” imbuhnya.

Bernadus mengatakan beberapa petunjuk secara adat dan budaya sudah terkonfirmasi dengan ditemukannya cabe, batu ulekan cabe yang juga diamankan pihak polisi.

“Selain itu petunjuk secara adat dan budaya juga terkonfirmasi soal seorang rekan kerja yang terpikir korban bisa membantu sekarang diperiksa sebagai saksi,” kata Bernadus.

Bernadus mengatakan petunjuk secara adat dan budaya menunjukkan lokasi persis di belakang, akan tetapi ada yang berusaha menunjukkan lokasi jauh dari pondok.

“Kami masih sangat percaya polisi dan sampai sekarang kami masih sabar, tetapi jangan main-main untuk mengungkap penyebab dan pelaku. Kami minta diungkap secara transparan, jangan ada yang ditutup tutupi dan terkesan melindungi oknum-oknum tertentu,” katanya.

“Kami desak segera ungkap penyebab dan pelaku, jika tidak keluarga akan mencari sendiri dengan cara sendiri dan mengantarkannya ke pihak kepolisian,” tegasnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Bangka Tengah, IPTU Fajar Riansyah Pratama, yang dihubungi melalui pesan WhatsApp mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil otopsi.

“Untuk saat ini indikasi belum ditemukan, tapi masih menunggu hasil otopsi untuk memastikan,” kata Fajar. (jon)