Kelenteng Dewi Abadi Gelar Sembahyang Rebut

TOBOALI, LASPELA – Puluhan Warga Tionghoa di Kecamatan Toboali melaksanakan sembahyang rebut di Kelenteng Dewi Abadi, Dusun Puput, Desa Gadung, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Rabu (31/8/2023) malam.

Ketua Yayasan Kelenteng Dewi Abadi, Ulin mengatakan, sembahyang rebut merupakan ritual kepercayaan dari adat Tionghoa yang dipercaya pada bulan 7 tanggal 1 imlek sebagai terbukanya pintu hantu atau bulan hantu gentayangan.

“Ini malam ritual kepercayaan dari adat Tionghoa adalah sembahyang rebut, kita percaya maksudnya bulan 7 tanggal 1 imlek itu dibukanya pintu hantu untuk roh yang gentayangan,” kata Ulin, Rabu malam.

Pada malam ritual tersebut, kata Ulin pihaknya menyiapkan berbagai bahan untuk dipersembahkan kepada roh-roh gentayangan.

“Kita utamakan nasi, soalnya nasi buat mereka yang sudah tiada pasti datang untuk makan, jadi utama nasi di kelenteng dewi abadi ini. Nasi kita bentuk seperti kerucut, kalau istilah Tionghoa itu disebut fang san wajib ada saya yakin di semua kelenteng itu ada,” terangnya.

Ia menyebutkan, selain untuk roh gentayangan, ritual yang dibuat untuk orang – orang yang masih hidup di dunia.

“Ritual ini kita buat juga untuk yang masih hidup supaya kita hidup bisa tenang, sehat, damai dan rezeki akan datang,” sebutnya.

Selain nasi, Kelenteng Dewi Abadi juga menyiapkan sesembahan yang lain berupa mobil bus dan kapal pencari ikan replika yang dibuat untuk para roh gentayangan dengan cara dibakar.

“Tapi tahun ini khusus Dewi Abadi sangat banyak, karena roh-roh itu butuh nasi selain itu kita juga buat bus dan kapal replika untuk mereka sebagai sarana transportasi bagi mereka pulang,” terangya.

Ulin juga mengatakan, untuk sembahyang rebut tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pasalnya di tahun ini Kelenteng Dewi Abadi tidak mengadakan sembahyang rebut yang ramai dikunjungi masyarakat-masyarakat sekitar.

“Memang biasa dikenal hari rebut karena kegembiraan buat kita antar umat manusia dan beragama untuk saling menghormati sesama. Tapi untuk Kelenteng Dewi Abadi soal hari rebut saya tiadakan karena takut terjadi hal hal yang tidak kita inginkan,” pungkasnya. (pra)