Bambang Patijaya: Angka IPM Jadi Tolok Ukur Kemajuan Daerah

SUNGAILIAT, LASPELA — Anggota komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Bambang Patijaya menyebutkan bahwa tolok ukur kemajuan suatu daerah dapat dilihat berdasarkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

IPM sendiri terdiri dari tiga kriteria, yakni angka pendidikan, income (pendapatan) perkapita, dan tingkat harapan hidup.

“Misalnya saja dalam suatu daerah indeks rata-rata belajar masyarakat berapa lama, kemudian tingkat pendapatan per kapita selama setahun itu berapa, dan yang terakhir adalah tingkat rata-rata hidup,” kata Bambang saat menjadi narasumber dalam acara Talk Show, yang digelar oleh BEM KM UBB, di Pantai Tikus Emas, Rabu (30/8/2023).

Dikatakannya, sejak 2000 hingga 2023, tingkat IPM di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami peningkatan, bahkan melebihi Provinsi Sumatra Selatan.

“Kita harus punya tolok ukur, yang paling sederhana adalah hari ini kita bandingkan antara pembangunan manusia yang ada di Sumatera Selatan dengan Bangka Belitung. Ternyata, setelah dibuka datanya Bangka Belitung lebih tinggi dibandingkan dengan Sumatera Selatan,” bebernya.

Bahkan jika dilihat secara angka pun, kata BPJ, Bangka Belitung selalu menduduki posisi tiga besar dengan provinsi yang ada di Pulau Sumatera. Meskipun pada 2018 pernah di posisi terendah kedua yang disebabkan oleh melemahnya harga timah.

Namun pada 2021, saat semuanya anjlok karena pandemi Covid-19, Bangka Belitung justru mengalami peningkatan hingga menduduki tertinggi kedua, dengan selisih sekitar 0, sekian persen dibandingkan Kepulauan Riau (Kepri).

“Pemekaran yang dilakukan itu memiliki alasan kuat, diantaranya agar pembangunan suatu daerah dapat lebih terarah dan lebih fokus. Dan hari ini kita bisa lihat hasilnya angka IPM Bangka Belitung dengan Sumatera Selatan,” terangnya.

Kegiatan Workshop yang digelar oleh BEM KM UBB dalam rangka kegiatan Rakerwil BEM SI Se-Sumbagsel ini mengusung tema “Sejarah dan Budaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung” yang dihadiri oleh 50 perwakilan mahasiswa dari 15 universitas asal Provinsi Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung dan Jambi. (mah)