PANGKALPINANG, LASPELA — Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, Muhammad Rizal Martua Damanik, meminta Perwakilan BKKBN Bangka Belitung (Babel) memperkuat komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat khususnya akseptor Keluarga Berencana (KB).
Rizal melihat, penggunaan alat kontrasepsi di Babel cukup tinggi, tetapi masih perlu ditingkatkan komunikasi, informasi dan edukasi.
“Ketika berinteraksi dengan masyarakat masih ada yang merasa cemas, dan sebagainya sehingga ini menjadi tugas kami seperti BKKBN, Kader, PLKB, bagaimana bekerjasama memberikan edukasi kepada masyarakat,” ulasnya, disela kunjungan ke Puskesmas Girimaya, Selasa (18/7/2023).
Tak hanya itu, ia juga menekankan peran dan dukungan dari para suami sangat penting, karena edukasi, komunikasi dan informasi tidak cukup hanya untuk akseptor saja tapi kepada mitra sejati yakni mitra teman hidup (suami) harus ada edukasi, bagaimana mengatur jarak kelahiran anak pertama dan seterusnya.
“Sehingga dengan adanya peran dari para suami menjadi keberhasilan bagi petugas kami dilapangan dalam mengedukasi akseptor ataupun calon akseptor, dengan tujuan bagaimana mengatur jarak kelahiran sehingga anak-anak nanti masuk dalam kategori sehat, normal dan tidak masuk dalam stunting,” jelas Rizal.
Kepala Perwakilan BKKBN Babel, Muhammad Irzal menyebutkan, berdasarkan sistem pelaporan data yang baku yakni sistem informasi keluarga, bahwa pemakaian alat kontrasepsi modern (mCPR) saat ini sudah mencapai angka 73,33 persen, yang mana dari pasangan usia subur sebanyak 400 sekian ribu orang.
“Pencapaian angka mCPR ini target kita sudah mencapai di angka 69,9 persen, ini yang harus kita pertahankan, sehingga calon akseptor kita tidak putus pakai untuk alat kontrasepsi,” jelasnya.
Irzal menyebutkan, bahwa pihaknya menyiapkan sarana dan alat kontrasepsi, sehingga mudah didapatkan masyarakat.
“Kita selalu memberikan dukungan kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan Kb baik itu di puskesmas, bidan maupun di rumah sakit, karena sampai dengan saat ini masih banyak yang belum terpenuhi pelayanan nya, karena masih banyak pasangan usia muda yang belum ingin ber Kb,” tutupnya.(chu)