RIAU SILIP, LASPELA — CV Sumber Hatchery Bangka (SHB) yang berlokasi di Dusun Tuing, Desa Mapur, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka siap memproduksi benur udang vanamei berkualitas premium.
Pasalnya, selain didukung dengan teknologi modern, perusahaan tersebut juga komitmen menerapkan standar bio security yang ketat.
“Dengan menggunakan teknologi terkini, maka benur premium dapat kita dihasilkan, sehingga bisa membantu dalam memenuhi kebutuhan benur khususnya di Bangka Belitung,” kata Direktur Utama CV Sumber Hatchery Bangka, Agnes Felicia, Rabu (5/7/2023).
Tak hanya itu, perusahaan budidaya benur Vanamei juga telah mendapatkan sertifikat instalasi karantina ikan berbasis cara karantina ikan yang baik grade “A” dari Badan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Kami menyadari bahwa problematika budidaya udang sangatlah kompleks, salah satunya yakni ketersediaan benur yang berkualitas. Maka dari itu, kami menjawab tantangan tersebut dengan memberikan benur yang berkualitas baik untuk mensupport para perusahaan tambak udang di Pulau Bangka,” ucapnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan BKIPM untuk melakukan pengawasan dan pendampingan dalam penerapan bio security.
“Kami berharap mendapatkan dukungan dan doa dari semua pihak untuk kelancaran serta keberhasilan. Sehingga teman-teman para penambak udang di Bangka tidak ragu mengunakan bibit udang dari kami, yang kami sebut SHB 339,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Pangkal Pinang, Dedy Arief Hendriyanto mengatakan, instalasi karantina ikan grade A ini merupakan pertama kali di Bangka Belitung.
“Manajemen SHB (Sumber Hatchery Bangka) telah memenuhi komitmen dalam penerapan bio secrurity. Ini merupakan legacy dan tonggak sejarah di Babel, karena baru pertama kalinya ada instalasi karantina ikan grade A,” sebutnya.
Dikatakannya, instalasi karantina ikan milik CV. Sumber Hatchery Bangka ini mempunyai kapasitas 3 ribu induk udang dan 2,7 miliar benih.
Sementara pada tahun 2022 lalu, benur yang masuk ke Bangka Belitung berjumlah 3 miliar. Sehingga, dengan adanya SHB ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan benur di Bangka Belitung. (mah)