PANGKALPINANG, LASPELA – Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel)
menggelar semarak UMKM bernuansa food Court, dalam rangka memfasilitasi, promosi dan memasarkan produk-produk UMKM.
Semarak UMKM ini diikuti sebanyak 24 UMKM dan akan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 21 hingga 23 Juni di Taman UMKM Babel.
Dalam hal ini, Staf Ahli Gubernur Babel Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Eko Kurniawan mengatakan, kegiatan semarak UMKM ini juga dilakukan guna mendorong semangat kolaborasi antara pelaku UMKM.
“Pemprov menganggarkan kegiatan untuk UMKM naik kelas seperti fasilitasi sertifikasi, onboarding UMKM, bantuan peralatan, promosi dan pameran seperti kegiatan semarak UMKM ini,” katanya saat membuka Semarak UMKM Edisi Food Court di Taman UMKM Babel, Rabu (21/6/2023).
Disampaikan Eko, mengingat strategisnya peran UMKM, maka Pemprov Babel terus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan UMKM, mengingat peran besar UMKM mampu menggerakan perekonomian.
“Kita memberikan perhatian yang besar dan signifikan kepada pelaku UMKM, namun perhatian ini tidak bisa dilakoni oleh satu PD saja namun juga lintas sektor dan beberapa instansi vertikal, karena UMKM adalah salah satu sektor penggerak ekonomi di Babel,” ucapnya.
Mindset dan semangat kolaborasi ini harus didorong dalam pengembangan UMKM. Lanjut Dia, dimana para pelaku UMKM harus dapat berperan sebagai konduktor yang memimpin sebuah orkestra kolaborasi multi pihak. Hal ini agar nuansa kompetisi dapat dikurangi.
“Dimulai dari kegiatan di Taman UMKM ini, kami dorong 24 UMKM yang hadir untuk bisa berkolaborasi bukan berkompetisi,” tuturnya.
Eko menambahkan, hingga Desember 2022, tercatat terdapat 189.971 pelaku UMKM di Babel, yang mana dari data tersebut sebanyak 98 persen lebih UMKM adalah usaha mikro skala rumah tangga dengan modal dan kapasitas yang terbatas. Penjualan dan pemasaran bagi UMKM di Babel memiliki tantangan yang lebih tinggi karena UMKM harus bersaing di ‘kolam kecil’ jika dibandingkan dengan daerah lain.
“Tantangan pemasaran di ‘kolam kecil’ ini sangat tinggi sehingga mendorong terjadinya red ocean competition. Untuk itu, pelaku UMKM tidak boleh terjebak dalam kompetisi seperti itu. Namun pelaku UMKM harus mampu membangun kolaborasi bersama sehingga bisa mencapai tujuan lebih cepat karena ada keterlibatan banyak pihak,” tutupnya.(chu)