BANGKA BARAT, LASPELA – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bangka Barat, membenarkan adanya bangkai kapal tua bernama Van Der Parra di sekitar lokasi rencana pembangunan dermaga II pelabuhan PT ASDP tepatnya di depan Mercusuar Tanjung Kalian, Mentok. Namun, status bangkai kapal tersebut masih menjadi tanda tanya, apakah merupakan situs sejarah, sehingga tentunya akan menjadi pertimbangan lokasi pembangunan dermaga baru nanti.
Kepala Disbudpar Babar, Muhammad Ali menjelaskan, bangkai kapal itu akan dicek Balai Pelestarian Kebudayaan (BPJ) Jambi untuk status ke depan apakah bisa dijadikan situs sejarah atau akan dibongkar untuk memperluas akses pelabuhan penyeberangan.
“Nanti Tim Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V di Jambi akan cek Lapangan dalam waktu dekat,” singkat Muhammad Ali, Senin (19/6/2023).
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disbudpar Babar, Muhammad Ferhad Irvan menambahkan, kapal itu dulunya beroperasi sebagai kapal angkutan barang dan penumpang milik Perusahaan Angkutan Laut Milik Hindia Belanda. Kapal Van der Parra itu ditarik dari Palembang dan sengaja dikandaskan sebagai talud pemecah gelombang yang diletakkan di atas talud depan Menara Mercusuar Tanjung Kalian.
“Bukan kapal perang, namun kapal barang dan penumpang yang melayari salah satu rute Mentok-Palembang dalam voyage-nya (satu lintas perjalanan). Sengaja dikandaskan karena tidak layak beroperasi lagi,” ungkapnya, Senin (19/6/2023).
Ferhad menceritakan bagaimana awal mula kapal tersebut berada persis di depan Mercusuar Tanjungkalian. Menurut sumber informasi lama di Mentok (Almarhum Raden Affan Alwi), kapal yang digerakkan dengan tenaga uap ini diperkirakan dibangun pada periode tahun 1900-1910.
“Kapal itu tenaga uap, dari struktur bagian ekor kapalnya sekilas mirip kapal Titanic,” jelasnya. (oka)